Kamis, 29 Juni 2017
Hari Raya Pesta Santo Petrus dan Paulus
Kisah Para Rasul 12:1-11
Mazmur 34
2 Timotius 4:6-8, 17-18
Matius 16:13-19
Petrus dan Paulus: dua pilar awal Gereja setelah kenaikan Yesus ke surga, dan juga dua orang yang sangat berbeda sifat dan kisah hidupnya.
Petrus terkesan tidak sabaran dan mudah naik darah. Dia seorang nelayan yang tidak begitu terpelajar dan terkesan lugu. Dalam Injil hari ini, ia dengan yakinnya mengakui Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Tapi masih dalam bab yang sama tapi tidak kita baca hari ini, Petrus berusaha mencegah Yesus menjalani sengsaranya dan mendapatkan hardikan dari Yesus. Kesetiannya pada Yesus begitu besar. Karena itulah ketika is menyerah pada rasa takut dan menyangkal Yesus sampai tiga kali, ia menyesali dirinya dengan amat sangat.
Sebaliknya, Paulus kita kenal sebagai seorang yang pandai. Dari surat-suratnya kita bisa melihat bahwa dia orang yang pintar bertutur kata dan membangun argumen. Kalaupun dia kehilangan kesabaran, kemarahannya ditumpahkan dengan kata-kata dalam suratnya. Tapi sama seperti Petrus, diapun juga keras kepala. Ketika sebagian para rasul tidak setuju orang non-Yahudi menjadi pengikut Kristus, Paulus lagi yang membela mereka mati-matian.
Baik Petrus maupun Paulus dua-duanya rela mati membela Kristus. Tidak salah kalau gereja di Roma menjadikan mereka berdua santo pelindung. Perbedaan di antara mereka bisa menjadi tanda bagi kita akan keanekaragaman umat gereja kita. Walaupun sifat atau talenta kita berbeda, setiap dari kita mempunyai andil khusus dalam membangun gereja, dan juga masyarakat pada umumnya.
Apakah anda lebih seperti Petrus atau Paulus? Saya sendiri merasa lebih seperti Petrus. Hidupnya penuh dengan liku-liku proses pertobatan. Ia tidak seperti Paulus yang setelah suatu peristiwa besar langsung berubah 180 derajat. Proses pertobatan Petrus perlahan dan banyak maju-mundur. Tapi tidak semua orang menjalani perjalanan iman yang sama. Hal yang terpenting adalah bagaimana kita bekerja sama membangun kerajaan Allah di dunia.