Santo Simon dan Yudas Tadeus

Bacaan: Efesus 2: 19-22; Lukas 6: 12-19

 

Tidak banyak yang diketahui tentang dua orang kudus yang pesta kita rayakan hari ini. Santo Simon biasa dipanggil “orang Zelot”,  karena semangatnya untuk kemerdekaan Yahudi sebelum dia dipanggil oleh Yesus. Yudas atau Tadeus adalah penulis surat di Perjanjian Baru di mana dia memperingatkan orang-orang Kristen untuk tidak melakukan pengajaran palsu dan imoralitas. Dia juga dihormati sebagai santo pelindung bagi “permohonan yang mustahil”

Sumber-sumber tradisional mengatakan bahwa keduanya bersama-sama menjalankan karya misinya di Persia dan di sanalah mereka menjadi martir. Keduanya juga mengisahkan sesuatu tentang orang-orang yang dipilih Yesus untuk menjadi murid-murid-Nya. Keduanya, (dan juga para rasul lainnya) adalah orang-orang yang tidak menonjol dalam masyarakat dan juga dari latar belakang yang sangat biasa. Tapi keduanya dipakai untuk menjadi bagian dalam rencana karya keselamatan Allah. Keduanya mempunyai ketekunan yang luar biasa dalam mencintai dan mewartakan kabar sukacita Tuhan Yesus Kristus. Melalui hidup dan karya pelayanan mereka, mereka juga menjadi saluran rahmat Tuhan bagi yang merindukan kasih serta pengampunan Allah. Kasih dan pengampunan Allah ini terutama ditujukan kepada semua orang yang merindukan pertolongan Tuhan atas masalah-masalah dalam kehidupan mereka yang nampak sangat berat dan tak ada harapan  serta permohonan-permohonan yang kelihatannya mustahil.

Kadangkala kita berpikir bahwa kita ini adalah orang-orang yang tidak penting, orang kebanyakan, orang yang tidak mempunyai pengaruh apa pun dan oleh karena itu kita berpikir bahwa kita tidak termasuk dalam bagian dari rencana karya keselamatan Allah. Tetapi marilah kita memohon doa kepada St. Simon dan St. Yudas Tadeus agar kita dapat menemukan tujuan hidup kita dan juga peran atau bagian kita dalam rencana keselamatan Allah. Kita mungkin berpikir bahwa hidup kita kurang berarti bagi sesama, kita mungkin merasa tidak mempunyai apa-apa untuk dibagikan kepada Allah dan sesama, namun hal ini tidak berarti bahwa Tuhan tidak dapat memakai kita untuk kepanjangan tangan-Nya. Sebab kita percaya bahwa Tuhan mampu mengubah segala sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin. Karena dengan Tuhan, segalanya dan setiap orang adalah mungkin. With God, everything and everyone is possible.