Sabtu, 24 Maret 2018
SIKAP LEPAS BEBAS MENGIKUTI JALAN SALIB
Yoh 11:45-56
Bacaan Injil hari ini menyiapkan hati kita sebelum memasuki pecan suci. Dalam Injil hari ini dikisahkan bahwa peristiwa Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian, membuat banyak orang percaya kepadaYesus. “ Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.” (Yoh 11:45). Oleh karena itu imam-imam kepala dan orang farisi semakin ingin menangkap Yesus karena mengganggu kemapanan dan kenyamanan mereka. Namun Yesus tetaplah tenang dan melanjutkan karya cinta kasih seperti apa yang dikehendaki BapaNya. Yesus saatnya memasuki keheningan karena Dia telah melakukan perbuatan cinta kasih dan mewartakan karya keselamatan serta pengampunan dosa kepada mereka yang bertobat. Sekarang saatnya Yesus mengundang kita untuk percaya kepadaNya. Yesus sungguh sangat menyadari bahwa SAAT nya telah tiba dan Ia mulai menarik-diri supaya tidak diketahui para pengikutNya. « Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya » (Yoh 11 :53). Apa yang dapat kita renungkan dari peristiwa yang dialami Yesus ini ? Hal itu menunjukkan bagaimana Yesus membutuhkan saat-saat tenang dan damai untuk menyiapkan diri sebelum memasuki pengalaman-pengalaman sulit, jalan salib, kisah sengsara. Tetapi Yesus juga ingin menyiapkan hati para murid secara personal dan intim, sebelum Ia memasuki kisah sengsara, kisah jalan salib, jalan menuju puncak Golgota.
Dalam masa prapaskah ini, kita pun diundang untuk menyiapakan hati kita dalam keheningan dan doa untuk menrenungkan Kasih Allah yang begitu besar sehingga mengurbankan PuteraNya yang Tunggal untuk menebus dosa-dosa manusia. Sebentar lagi kita akan memasuki pekan Suci. Oleh karena itu marilah kita memasuki kisah sensara, kematian dan kebangkitan Yesus dalam semangat tobat, setia dan penuh harapan menghadapi berbagai macam kesulitan.
“Tuhan Yesus, hari-hari kisah sengsaraMu sudah semakin mendekat, buatlah kami senantiasa setia dan rendah hati seperti teladanMu. Bantulah kami untuk berani merangkul salib kami masing-masing sehingga kami pun mampu melihat kemuliaan dan kebangkitan bersamaMu, sekarang dan selama-lamanya”. Amin.