Jumat, 23 Maret 2018
YESUS, ALLAH YANG HIDUP DAN HADIR DALAM HIDUP SEHARI-HARI
Yoh 10:31-42
Bagi orang Kristen, Yesus adalah Pribadi Allah yang sungguh menjadi manusia dan menghadirkan wajah Allah yang penuh belas kasih. Orang-orang yahudi tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Mereka handak menangkap Yesus bukan karena perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukan Yesus tetapi karena Yesus menyamakan diriNya dengan Allah. Orang Yahudi berkeras hati untuk menerima Yesus sebagai Bapa karena menghadirkan Pribadi Allah yang mencintai dan mengasihi seturut Hukum Cinta Kasih. Hidup Yesus mempunyai misi untuk melaksanakan kehendak Bapa. “Makananku adalah melakukan kehendak Allah” (Yoh 4:34). Taat melakukan kehendak Allah berarti menerima dengan penuh ketaatan, jalan penderitaan atau jalan salib menuju Golgota. Yesus menghadirkan pribadi Allah yang hidup, yang solider dengan umat manusia. Yesus identik dengan Bapa karena Ia melakukan kehendak Bapa, karya keselamatan, jalan Salib, jalan penderitaan. “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” (Rm 6:4).
Merenungkan kisah sengsara dan jalan Salib Kristus, kita pun hendak meneladani sikap Bunda Maria dan murid yang dikasihi, yang dengan setia dan taat berdiri di kaki Salib Yesus. Sebentar lagi kita akan masuk dalam pekan suci. Liturgi Gereja katolik mengundang kita untuk merenungkan kisah Sengsara Yesus Kristus. Allah tidak pernah memaksakan kehendakNya tetapi menyapa kita dengan menunjukkan betapa besar KasihNya kepada kita. Masihkah kita berkeras hati menanggapi Kasih Allah yang begitu besar kepada kita ?
“Tuhan Yesus Kristus, semoga kami sebagai murid-muridMu mampu siap sedia memberikan hidup kami untuk melakukan kehendakMu dan berani memberi kesaksian kepada sesama kami melalui tindakan cinta kasih”. Amin.