Sabtu Pekan Biasa XVI, 28 Juli 2018
Bacaan: Yeremia 7:1-11; Matius 13: 24-30
Waspada dalam memilah
Jika kita perhatikan batang gandum dan ilalang memang mirip bahkan tidak begitu mudah dibedakan, namun demikian tetap saja berbeda. Walaupun demikian akan sangat berbahaya jika ilalang itu dicabut, karena bisa terjadi salah cabut, selain mirip namun juga karena tumbuhnya berdekatan. Oleh sebab itulah Yesus mengingatkan kita semua bahwa waktunya akan tiba ketika musim menuai dan itulah saatnya untuk memilah dan menbakar ilalang itu. Perumpamaan ini mempunyai pesan yang sangat penting bagi kita pada jaman sekarang ini, yakni agar kita waspada dan bisa membedakan yang baik dan jahat.
Tuhan hanya menaburkan benih yang baik di dalam diri kita dan tujuannya adalah keselamatan dan hidup kekal. Sejak kita tercipta, Tuhan telah memberikan rahmat kehidupan kepada kita, karena kita hidup dari Kasih Tuhan. Oleh sebab itulah, kita senantiasa harus mempertahankan kehidupan dan kasih yang berasal dari Tuhan ini. memang dalam realitanya, kehidupan yang Tuhan anugerahkan itu sudah dirusak oleh si jahat, supaya manusia menjauh dari keselamatan. Itulah gambaran ilalang yang Yesus katakan, yang memang berbahaya dan sekarang semakin banyak di dalam kehidupan kita. Berbagai tawaran dunia, godaan dan kenikmatan dunia terkadang menjauhkan manusia dari Tuhan dan kehidupan yang penuh kasih. Oleh sebab itulah perlu waspada terhadap ilalang, karena bentuknya sama, namun sungguh berbeda. Sudah banyak manusia yang memilih meninggalkan Tuhan dan menuju kehancuran, karena tidak berpegang erat kepada Tuhan sang Pemberi kehidupan. Maka kehidupan rohani dan sikap hidup harian ikut menentukan panggilan dan identitas kita sebagai gandum milik Tuhan.
Pada akhirnya, semua akan dituai oleh Tuhan. Maka jika kita bertahan setia dan tidak ikut godaan si jahat, kita akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Namun jika kita tidak setia dan ikut godaan si jahat, ikut ilalang, maka pada akhirnya kita akan masuk ke dalam kematian kekal, seperti ilalang yang dibakar. Gambaran ini mau mengingatkan kita agar teruslah waspada dan mengarahkan hati kepada Tuhan. Dalam menghadapi godaan dan tawaran, berpeganglah kepada Tuhan sang Pemberi kehidupan. Waspadalah, jangan terlambat dan menunggu musim menuai tiba, yakni akhir jaman, berubahlah dari sekarang.