Sirakh 48:1-4, 9-11
Matius 17:9a, 10-13

Beritakanlah kabar gembira dari Tuhan

Saudara-saudari terkasih,

Konteks dan gambaran dari bacaan Injil hari bukan tanpa alasan dan maksud. Yesus dan beberapa dari muridNya, dalam hal ini mereka adalah Petrus, Yakobus dan Yohanes turun dari gunung. Di atas gunung mereka baru saja mengalami suatu peristiwa dimana Yesus dimuliakan, bersamaan dengan penampakan Moses dan Elia. Gunung samasekali tidak mempunyai latar belakang pengertian hitoris ataupun geografis, tetapi dalam Injil Matius gunung lebih menunjukkan pengertian theologis.

Karena gunung adalah suatu tempat yang selalu dari hari ke hari adalah tempat yang tinggi dan dari masa ke masa masih akan terus merupakan tinggi – namun bagi para murid Yesus, di tempat yang tinggi itu mereka mengalami penglihatan yang menggambarkan kehidupan kerajaan surgawi. Suatu keadaan yang sudah harus bisa dirasakan di bumi ini tetapi belum dapat dialami suatu keadaan seperti yang mereka saksikan. Oleh karena itu para murid tidak diizinkan untuk tetap tinggal di atas gunung itu. Mereka harus kembali bersama Yesus, turun dari gunung itu, kembali ke tengah-tengah umat, kumpulan orang banyak untuk meneruskan kabar gembira itu. Dan mereka pun masih harus bertanya tentang siapa itu Elia. … “mengapa Elia harus datang dahulu?”

Saudara-saudariku terkasih,

Yesus menjawab pertanyaan mereka dalam suatu penjelasan bahwa “Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” Dan pada waktu itu para murid mengerti, “bahwa Yesus berbicara tentang Yohanes Pembaptis.” Jawaban Yesus itu sudah ditegaskan dalam bacaan pertama tentang Yoanes Pembaptis, Sirakh 48:12 … bahwa “Eliah ditutupi dengan olak angin, tetapi Elisa dipenuhi dengan rohnya. Selama hidup ia tidk gentar terhadap seorang penguasa, dan tidak seorangpun menaklukkannya.”

Namun kata-kata dan penjelasan Yesus kerena belum terlalu jelas atau nyata sejak masa Elia untuk para muridNya, karena antisipasi tentang kedatangan Mesias dirusaki dan kebejatan dunia ini. Oleh karena itu “Elia yang Baru” harus angkat bicara, seorang yang datang dari Allah dalam diri Yohanes Pembaptis. Seorang yang penuh dengan roh, pengkhotbah tentang pembaharuan dan pertobatan, dan yang akan membaptis dengan air sebelum Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus.

Saudara-saudari terkasih,

Disini kita sudah bisa melihat bahwa kedua nabi itu baik Elia maupun Yohanes Pembaptis secara bersama-sama memproklamirkan: “Lihatlah Anak Domba Allah,”…dengan demikian secara metaphoris mau mengatakan untuk kita semua harus turun dari gunung. Bahwa oleh rahmat sakramen pembaptisan kita masing-masing juga mengalami kebahagiaan seperti yang dialami oleh para murid di atas gunung. Ketika kita merayakan Ekatisti Kudus, Ekaristi merupakan pengalaman istimewa yang memungkinkan kita mengalami kebahagiaan surgawi, dan menjadi jembatan antara surga dan bumi.

Oleh karens itu seperti para murid yang sudah harus turun dari gunung, dan Yohaes Pembaptis tidak bisa tidak harus memproklamirkan Mesias ketika Yohanes melihatNya, maka kita juga harus mengambil peranan yang sama untuk memproklamirkan, mewartakan kabar gembira. Semoga kita semua dikuatkan dan diterangi oleh RohNya yang Kudus untuk mewartakan Kabar Gembira itu. Amin.