Sabtu, 22 Desember, 2018
Bacaan I : 1 Samuel 1: 24-28
Injil : Lukas 1: 46-56
Kurban Syukur
Setelah kelahirannya, terutama setelah disapih dari ibunya, Samuel diserahkan oleh orangtuanya kepada Allah dalam Bait Suci. Ia dipersembahkan sebagai kurban syukur. Orangtuanya menyerahkan dia sepenuhnya kepada Tuhan, ia dipercayakan sepenuhnya dalam penyelenggaraan Ilahi. Samuel dipersembahkan kepada Tuhan bukan karena ia tak disayangi oleh orangtuanya, sebaliknya karena rasa kasih yang sedemikian besar maka anak itu diserahkan kepada Tuhan; karena kita tahu bagaimana orangtuanya menantikan kelahirannya bertahun-tahun. Ibu Samuel bernazar akan memberikan Samuel kepada Tuhan jika ia dikarunia seorang anak. Demikianlah setelah Samuel cukup umur ia dipersembahkan kepada Tuhan sebagai kurban syukur.
Hari ini kita juga mendengarkan syukur pujian Maria setelah ia berjumpa dengan Elisabet saudarinya. Perjumpaan dua orang wanita yang penuh iman ini sungguh sangat menggetarkan. Keduanya melambungkan pujian syukur dan syukur pujian keduanya dicatat oleh Gereja menjadi kurban syukur pujian yang dilambungkan setiap hari. Pengalaman Ibu Samuel, Elisabet, maupun Maria adalah pengalaman iman para wanita bijak dalam Kitab Suci, dan pengalaman iman mereka menguatkan iman kita untuk selalu mau melambungkan syukur pujian kepada Tuhan setiap hari.
Sebagai seorang Kristen kita tahu bahwa Tuhan tak menghendaki kurban bakaran sebagaimana dikatakan oleh Samuel. Ia mengatakan demikian “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan”. Kurban pujian kepada Tuhan jauh lebih berguna dari pada sekedar kurban bakaran. Kurban pujian menuntut kurban waktu, artinya kurban hidup. Tentunya hal ini jauh lebih berharga. Bagaimana hal ini diterapkan dalam hidup kita sehari-hari? Memberikan waktu untuk berdoa, untuk mendengarkan sesama kita yang butuh didengarkan, dan memberikan derma kepada yang membutuhkan jauh lebih berarti dari pada sekedar memberikan kolekte tiap minggu dalam gereja tanpa dilandasi dengan kasih. Kiranya kisah hidup Maria dan Elisabet serta ibu Samuel pada hari ini mendukung kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Ketiga orang wanita bijak dalam Kitab Suci yang kita dengarkan hari ini telah mengajari kita bahwa Kurban Pujian kepada Tuhan sungguh berkenan kepadaNya. Amin. Tuhan memberkati.