Jumat, 21 Desember, 2018
Bacaan I : Kidung Agung 2: 8-14 atau Zefanya 3: 14-18a
Injil : Lukas 1: 39-45

Sumber Sukacita

Dengan sangat indah, Kitab Kidung Agung menggambarkan suka cita seorang kekasih saat melihat orang yang dikasihinya datang. Ia menggambarkan kedatangan kekasihnya bagaikan anak kijang yang melompat-lompat kegirangan di atas perbukitan. Gambaran ini dipakai oleh penulis Kitab Kidung Agung untuk menggambarkan sukacita yang memenuhi hatinya. Kitab Kidung Agung adalah kitab yang ditulis berdasarkan inspirasi mistik dari penulisnya, artinya berdasarkan pengalaman kedekatannya dengan Tuhan. Ia menggambarkan Tuhan bagaikan seorang kekasih, dan karena kedatanganNya, ia penuh sukacita bagaikan anak kijang yang melompat-lompat penuh sukacita di padang rumput perbukitan.
Gambaran suka cita ini pula yang dialami oleh Elisabet ketika ia berjumpa dengan Maria. Sebagaimana kita ketahui, perjumpaan dua orang wanita ini terjadi saat keduanya tengah mengandung. Elisabet mengandung Yohanes yang adalah manusia, dan Maria mengandung Yesus yang adalah Tuhan. Perjumpaan ini bukan semata-mata perjumpaan manusiawi, lebih dari itu perjumpaan ini adalah pertemuan antara manusia dengan penciptanya. Maka tak heran jika perjumpaan ini menimbulkan sukacita besar dalam diri Yohanes yang masih ada dalam kandungan. Ia melompat kegirangan dalam kandungan Elisabet, persis seperti yang dilukiskan dalam Kitab Kidung Agung dalam bacaan yang pertama tadi.
Kita sekalian pun juga mampu melompat kegirangan seperti penulis Kitab Kidung Agung maupun seperti Yohanes saat berjumpa dengan Yesus, dengan catatan kalau kita sungguh-sungguh terbuka kepada Tuhan. Setiap aspek kehidupan kita selalu diwarnai dengan pengalaman akan Tuhan, karena lewat setiap pengalaman hidup kita Tuhan mengajak kita untuk mengalami Dia. Tuhan mengundang kita untuk menjadi mistikus. Seorang mistikus adalah seseorang yang mampu menemukan Tuhan dalam setiap pengalaman hidupnya, dalam hidup kesehariannya. Karl Rahner, seorang teolog dan mistikus modern dari Jerman mengatakan bahwa pada saat ini dalam dunia moderen, hanya ada dua pilihan bagi kita umat manusia; kita menjadi seorang mistikus, atau kita menjadi ateis. Mistikus: orang yang selalu mengalami kehadiran Tuhan dalam setiap pengalaman hidupnya; Ateis: Orang yang sama sekali tak percaya akan Tuhan. Saat sekarang ini kita telah menemui gejala seperti ini dalam kehidupan di dalam masyarakat kita. Bersama Santo Yohanes kita memohon rahmat Tuhan agar kita mampu menemukan Tuhan dalam setiap pengalaman hidup kita. Amin. Tuhan memberkati.