PW. St. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja(Za. 8: 1-8, Luk. 9:46-50)


Salah satu sifat anak kecil, selain polos dan lugu, adalah selalu tergantung dengan orang lain, entah itu dengan orang tua, atau kakak-kakaknya. Apapun, yang dilakukan anak kecil, selalu dibantu, dibimbing dan diarahkan oleh orang yang lebih dewasa. Itulah kenapa kalau ada anak kecil yang tidak ikut arahan orang tua, maka akan disebut dengan ‘anak nakal, anak tak bisa diarahkan’. 
Sebanding dengan itu, gambaran anak kecil dalam bacaan Injil, juga hendak menunjuk kepada hidup beriman sebagai murid Kristus, yaitu sebagai pribadi yang selalu tergantung. Tergantung kepada siapa? Tergantung kepada Tuhan sendiri. Dalam segala hal: pekerjaan sehari-hari, tugas, tanggungjawab dan pelayanan. Maka, kalau ada yang merasa bahwa segala kesuksesan diraih karena usaha sendiri, maka dia adalah orang yang sombong dan tidak rendah hati, karena merasa besar dan tidak membutuhkan penyelenggaraan Tuhan. 
Maka, kita diajak untuk menjadi orang yang rendah hati, seperti anak kecil yang selalu bergantung pada Tuhan. Menyadari diri bahwa diri kita ini kecil, tidak berarti, dibandingkan kebesaran Tuhan yang menjangkau seluruh ruang dan waktu. Dengan rendah hati, maka rahmat Tuhan itu bisa ‘masuk’ ke dalam hidup, karena kita terbuka pada penyertaan dan penyelenggaraan Tuhan sendiri.
Selamat pagi, selamat beraktivitas. Berkah Dalem. [didik, pr]