Lukas 11: 15-26

Dari Rm Djoko Prakosa Pr
Rektor Seminari Tinggi Kentungan Yogyakarta

Hari Biasa Pekan XXVII

1. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku. Ketidaktulusan membuat orang mempolitisir suatu kejadian yang sebenarnya sangat jelas. Yesus mengusir setan sehingga orang bisu dapat berkata-kata, tetapi Ia dituduh: “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan”. Padahal pengikut-pengikut dari orang yang mendakwa Tuhan Yesus juga melakukan hal yang sama : “Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu.” Selain itu mereka juga mencobai Tuhan Yesus dengan meminta tanda dari surga : “Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia.” Dengan tegas Yesus menelanjangi kedegilan pendapat itu sebab jelas tidak masuk akal: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.“ Sikap Yesus jelas: tidak ada posisi netral atau titik temu antara Allah dan Iblis, antara kebenaran dan kejahatan, antara kekudusan dan dosa. Maka berlakulah prinsip peperangan dalam hal ini, “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.” Tidak ada posisi netral.

Dalam dunia politik tak ada ikatan persekutuan yang langgeng, setiap saat koalisi dapat dibuat dan dibubarkan bahkan diingkari. Pihak-pihak yang berseberangan pun bisa bertemu karena kepentingan yang menyatukan, yaitu kepentingan untuk berkuasa. Sementara itu kuasa Kerajaan Allah dan kuasa Beelzebul tidak bisa diperdamaikan. Kuasa yang menyelamatkan dan memberi damai sejahtera tak mungkin dapat berjalan seiring dengan kuasa yang merusak dan membinasakan. Karya Kristus menunjukkan kuasa Allah yang mengalahkan setan. Kehadiran kuasa Allah adalah kehadiran Kerajaan-Nya. Kuasa Allah jelas tak dapat berkompromi dengan setan. Sementara Iblis tidak mungkin terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri.

02. Yesus mengalahkan iblis. Hari ini Injil memperlihatkan bagaimana Yesus mengalahkan kuasa iblis yang menyebabkan ketakutan bagi banyak orang. Dia mendominasi iblis, menaklukkannya, mengusirnya, melenyapkannya, memusnahkannya, dan menghancurkannya!” Ia berkata: “Aku mengusir setan dengan kuasa Allah.” Dengan perkataan lain, ada suatu ajakan: “Para murid Yesus tidak perlu takut akan setan!” Dengan Kebangkitan-Nya dan dengan tindakan-Nya yang membebaskan, Yesus mengusir rasa takut akan Setan. Dia memberikan kebebasan kepada hati, keteguhan dalam tindakan kita dan menyebabkan munculnya harapan.

Jika kita ingin hidup dalam kebebasan sejati, maka “rumah” kita atau “inti batin” kita harus ditempati oleh Yesus. Ia meyakinkan kita akan perlindungan-Nya dari bahaya rohani. Dia memberi kita bantuan dan kekuatan yang kita butuhkan untuk melawan iblis dan kebohongannya (bdk. Yakobus 4: 7). Alkitab mengingatkan kita bahwa Allah adalah perlindungan kita dan malaikat-malaikatnya menjaga kita: “Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.” (Mazmur 91: 9-11).