Sabtu Pekan Biasa XXI, 26 Oktober 2019

Bacaan: Roma 8: 1-11; Lukas 13: 1-9

Terkadang ketika melihat bencana atau penderitaan yang dialami oleh sesama kita, ada komentar yang mengatakan bahwa mereka ditimpa bencana karena akibat dosa mereka. Jadi seolah mau dikatakan bahwa itulah hukuman bagi mereka karena dosa mereka lebih banyak dari pada yang lain. Dengan tegas Tuhan Yesus menanggapi pemikiran ini dengan mengatakan bahwa pemikiran itu tidak benar. Bahkan Yesus mengatakan bahwa jika orang yang menganggap orang lain lebih berdosa dan mereka sendiri tidak bertobat, maka mereka pun dapat ditimpa malapetaka yang sama. Maka bukannya malapetaka yang menjadi perhatian, namun pertobatan dan perubahan hidup sehingga mereka semua akan diselamatkan.

Begitu pula dengan kisah pohon ara yang sudah lama tidak berbuah, masih diberi kesempatan lagi untuk dapat berbuah. Oleh sebab itulah pohon itu akan dirawat dan lebih diperhatikan lagi supaya bisa berbuah. Seandainya ternyata masih tetap saja tidak berbuah, maka akan ditebang. Yesus mau mengatakan bahwa selalu ada kesempatan untuk bertobat, berubah sehingga sungguh dapat berbuah di dalam hidup harian. Tuhan membantu dengan rahmat dan kasihNya bagi keselamatan manusia, namun tentu saja manusia tetap harus berusaha dan berjuang untuk memperbaiki dirinya sendiri.

Sekaranglah kesempatan itu, saat kita semua sedang diberi pupuk dan dan disirami oleh rahmat Tuhan. Kita dibantu oleh Tuhan untuk menata dan mengolah diri agar menjadi lebih baik dan berkenan kepada Tuhan. Jika rahmat Tuhan mengalir senantiasa, kita harusnya berusah lebih tekun untuk mengolah hidup kita dan tidak menyia-nyiakannya. Kita harus selalu bekerjasama dengan rahmat Tuhan dalam memperbaiki diri, karena dengan demikian kita telah menjadikan diri kita berkenan di hadapan Tuhan. Semoga pohon ara, yakni diri kita masing-masing ini dapat berbuah sebur dan tidak akan ditebang.