Senin, 4 November 2019, Pekan Biasa XXXI: Rom 11:29-36; Luk 14:12-14

Peringatan Wajib Karolus Borromeus, Uskup

Injil hari ini, diambil dari Luk 14:12-14, mengisahkan bahwa Yesus diundang makan oleh seorang Farisi. Anehnya, Yesus malah menegur sang tuan rumah dengan mengatakan, “Bila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.” Tetapi sebaliknya, Yesus menganjurkan tuan rumah untuk berani mengundang mereka yang miskin, cacat, lumpuh dan buta.

Saudari-saudaraku, Yesus tidak mengajarkan bahwa adalah salah untuk mengundang teman dan kerabat untuk sebuah perjamuan. Sebaliknya, Yesus mengajari bahwa si tuan rumah dan tentunya kita bukanlah orang yang murah hati dan penuh kasih jika kita hanya mengundang orang-orang yang bisa membalas budi baik kita. Apalagi jika kita mengundang mereka yang kaya dengan motif status atau karena kesuksesan mereka mungkin dapat memberikan keuntungan bagi kita di masa depan. Jelas ini adalah sebuah keegoisan dan bukan kasih. Atau bentuk lainnya, banyak dari kita suka menyimpan ‘catatan’ tentang hal-hal baik yang sudah kita perbuat untuk orang lain sehingga mereka kita harapkan dapat melakukan hal-hal yang sama untuk kita. Dengan kata lain, hubungan kita seringkali dibangun berdasarkan sistem barter dan bukannya berdasarkan cinta. 

Mari kita menguji motivasi kita, saudari-saudaraku: apakah kita sudah melayani orang lain dengan kasih? atau selama ini kita sebenarnya sedang memperalat orang yang lain melalui pelayanan kita? 

Memang kita sebagai manusia, kalau kita memberi akan memilih orang-orang yang menyenangkan, orang-orang yang memiliki rasa hormat dan yang menghargai pemberian. Sikap ini harus dirubah kalau kita hendak menjadi pengikut Kristus. Jika kita memahami bahwa cinta tanpa syarat berarti tidak mengharapkan imbalan apa pun dari orang yang dicintainya, maka kita dapat memahami apa yang Yesus maksudkan dalam Injil hari ini.  Semoga kita dengan bantuan Roh Kudus semakin mampu untuk mencintai sesama kita, seperti kita mencintai diri kita sendiri, tanpa harus melakukan barter atau bahkan memperalat mereka!

Akhirnya, setiap peristiwa yang ada dalam hidup ini adalah lembaran kehidupan yang selalu mengingatkan kita akan kasih Tuhan yang tak pernah habis untuk disyukuri! Untuk itu marilah kita juga membaginya dengan yang lain dalam wujud cinta dan bukan barter sebagai ungkapan syukur kita. Amin