SABTU DALAM PEKAN KE 32 MASA BIASA
16 November, 2019
Kebijaksanaan 18:14-16; 19;6-9
Lukas 18:1-8
Saudara-saudariku terkasih,
Tak seorangpun tahu kapan Yesus akan kembali – besok? atau kapan saja akan terjadi dalam atau selama perjalanan hidup kita – namun yang kita tahu bahwa apapun caranya kita perlu menjamin bahwa Yesus Kristus akan menemukan iman di bumi. Kita tahu bagaimana kita dapat tekun dalam iman agar kita mampu mempertahankan iman dan kesetiaan kita kepada Yesus.Jawaban atas kepedulian-kepedulian diatas, kita terima dari bacaan-bacaan hari ini, dan jawabannya ialah “berdoa dengan tidak jemu-jemunya”. Kita harus berdoa dan menjadikan doa itu bagian dari hidup kita. Dan kita harus berdos dengan penuh keyakinan bahwa kita adalah anak-anak Allah, dan kita percaya bahwa Allah akan mendengarkan doa-doa kita.
Bukan tidak mungkin bahwa kebanyakan orang sudah berulang kali berdoa bahkan setiap saat, setiap hari, minggu, bulan dan tahun tanpa menerima apa yang telah sekian lama diminta.. Misalnya kita sudah berdoa mati-matian mohon kesembuhan bagi seseorang yang kita cintai, tetapi kenyataannya kita hanya bisa menyaksikan penderitaannya yang semakin parah dan tidak melihat ada gejala akan menjadi sembuh. Kita sudah berdoa mati-matian untuk anak-anak kita, tetapi sepertinya tidak pernah ada perubahan, tidak terjadi seperti yang kita inginkan. Mungkin juga kita sudah berdoa untuk rekonsiliasi dan perdamaian di dalam atau antar keluarga, kenyataannya permohonan kita berlum nampak akan adanya perubhan. Sangat mungkin kita pernah berdoa untuk perdamaian dunia, namun kenyataannya keadaan semakin parah, bahkan agama sering dimanipulasi, ditunggang untuk kepentingan pribadi, golongan, suku ataupun ras. Menghadapi keadaan seperti ini membuat kita berasa capek dan tidak berdaya. Lalu kita kembali bertanya: “Untuk apa kita berdoa?”
Saudara-saudariku terkasih,
Bacaan pertama hari ini berbicara tentang kesetiaan Allah. Dalam bahasa yang lebih poetik, penulis kitab Kebijaksanaan menceritakan kembali bagaimana Allah menyelamatkan bangsa Israel ketika mereka menyeberangi Laut Merah (Kebijaksanaan Salomo 19:7-9) – “Maka orang melihat awan membayangi perkemahan, tanah kering muncul di tempat yang tadinya ada air, jalan yang tidak ada rintangannya muncul dari Laut Merah, dan lembah kehijau-hijauan timbul dari empasan ombak yang hebat. Di bawah lingdungan tanganMu seluruh bangsa berjalan lewati tempat itu, seraya melihat pelbagai tanda yang mentakjubkan. Seperti kuda ke padang rumput mereka pergi dan melonjak-lonjak, bagaikan anak domba, sambil memuji Engkau, ya Tuhan, yang telah menyelamatkan mereka.”
Lalu dalam bacaan Injil hari ini tentang hakim yang tak benar, Yesus mau menunjukkan bahwa pada awalnya sang hakim itu tidak mau menyelesaikan persoalan si janda, tetapi karena janda itu terus menerus datang dan merepotkan dia, akhirnya si hakim itu memutuskan untuk meyelesaikan persoalannya. Keputusan itu dibuat karena sang hakim itu takut bahwa si janda itu akan menyusahkan dan menyerang dia. Si hakim dalam parable itu tidak membuat keputusan bukan berdasarkan pada “keadilan dan kasih,” tetapi parable itu Yesus angkat untuk menunjukkan bahwa si hakim itu berbuat sesuatu yang bertentangan dengan apa yang dilkukan Allah. Apa yang Allah lakukan berdasarkan keadilan dan kasih.
Karena Allah tak pernah lelah mendengarkan permohonan dan doa-doa kita, maka boleh kita bilang bahwa Allah tidak pernah tidak mengabulkan setiap permohonan kita. Dan pada akhirnya Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita, bukan karena Allah takut seperti ketakutan si hakim yang tidak benar itu, tetapi apa yang dilakukan Allah karena Ia adalah Allah yang konstant, yang selalu penuh dengan kasih sayang serta kesetiaanNya.Saudara-saudari terkasih,
Berdoa dengan tidak jemu-jemunya menjadi satu kesempatan kita untuk terus memelihara kesatuan kita dengan Tuhan. Relasi kita dengan Tuhan akan terus bertumbuh dan berkembang lewat doa yang tidak jemu-jemunya itu, dalam puji-pujian, permohonan serta ucapan syukur. Berdoalah dengan tidak jemu-jemunya karena Allah kita adalah sungguh-sungguh Pelindung dan Penyelamat kita. Amin.