Rabu,
22 Januari 2020
Sam.
16: 1-13; Mzm. 89: 20.21-22.27-28; Mrk. 3:1-6
Degil. Kata yang disebutkan untuk menyebut orang-orang Farisi. Orang seperti apakah orang yang degil itu? Orang yang degil adalah orang yang bandel, hatinya keras, sehingga tidak mau menerima masukan dan pendapat orang lain. Orang degil ini selalu menganggap dirinya lah yang paling benar, sedangkan yang lain adalah salah, tanpa pernah tahu konteks permasalahannya. Orang degil ini adalah orang yang berpusat pada diri mereka sendiri, dan sangat mudah menyalahkan orang lain yang tidak sepaham dan sependapat dengan mereka. Benar bahwa, dalam hidup kita harus memiliki prinsip, namun baik jika kita mau mendengarkan nasihat dan masukan orang lain, atau setidaknya memberi kesempatan bagi orang untuk mengemukakan pendapatnya.
Injil hari ini, Yesus menyebut orang-orang Farisi sebagai orang-orang yang degil, sehingga mereka ini tidak peka lagi terhadap kebenaran dan kebaikan sesama. Orang-orang Farisi merasa diri paling suci, hebat, benar dan tahu segalanya. Mereka pintar menghakimi namun tidak pernah introspeksi terhadap diri sendiri. Yesus yang hendak menyembuhkan orang lumpuh pun dikecam oleh mereka, hanya karena melakukannya di hari Sabat. Hal ini menjadi bukti bahwa orang yang degil hatinya, menjadi tertutup ‘mata-batin’-nya, sehingga tidak lagi bisa melihat kebaikan-kebaikan dari orang lain, karena mereka telah terhalangi ‘mata-batin’-nya demi menjaga tradisi yang mereka pegang. Semoga hati kita pun tak menjadi ‘keras’ membatu, namun justru menjadi lembut, karena kehangatan kasih Tuhan.
Selamat pagi, selamat menikmati kelembutan kasih Tuhan.