Kamis Pekan Biasa V, 13 Februari 2020
Bacaan: 1 Raj. 11:4-13; Markus 7:24-30
Perjuangan seorang ibu bagi anaknya yang kerasukan setan yang kita dengarkan dalam Injil pada hari ini, sungguh luar biasa. Ia sadar bahwa ia bukanlah orang Yahudi, melainkan orang asing, karena dia orang Yunani. Dengan keberaniannya ia datang kepada Yesus memohon kesembuhan bagi anaknya. Kedatangan ibu ini kepada Yesus sudah menunjukkan bahwa ia mempunyai kepercayaan kepada Yesus, walaupun ia belum pernah berjumpa dengan Yesus. Meskipun Yesus mengatakan sebuah gambaran yang tajam dan bisa menyakitkan, namun ibu ini dengan tenang menanggapinya. Dalam tanggapannya inilah semakin tampak iman dan pengharapannya, “..anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak”.
Yesus kagum akan keteguhan dan ketangguhan iman sang ibu serta kecintaannya kepada anaknya. Oleh sebab itulah, berpegang pada iman sang ibu melalui ungkapan kata dan sikapnya, maka anaknya pun terbebas dari kuasa jahat dan sembuh. Tuhan Yesus selalu memperhatikan keyakinan dan iman setiap orang yang datang kepadaNya. Bagi Yesus, iman itulah yang menyelamatkan, karena iman berarti percaya dan berserah diri kepada Tuhan, maka Tuhan menyelamatkannya. Iman itu pula yang tampak dalam sikap dan tindakan nyata mereka yang mengungkapkan imannya, jadi bukan hanya kata-kata belaka.
Sikap sang ibu inilah yang diperlukan pada jaman kita sekarang ini, yakni percaya dan berjuang untuk mendatangi Tuhan yang kita imani. Perjuangan untuk menemui Tuhan inilah yang terkadang menghadapi berbagai tantangan karena berbagai kesulitan atau tawaran lain yang menarik. Berbagai tawaran dunia sekarang ini bisa mengalihkan hati kita dari Tuhan, walau kita mengaku beriman. Janganlah kita sampai terbuai oleh keadaan yang serba modern dan instant sekarang ini. Masih banyak saudara kita yang terus berjuang dalam iman tanpa menyerah di tengah penderitaan mereka.