Minggu Bisa VII, 24 Februari 2020
Yakobu 3:13-18; Markus 9:14-29
“Tanyakanlah kepada dirimu sendiri dalam keheningan yang paling hening, dalam refleksi-refleksimu, galilah dalam-dalam dari hatimu untuk menemukan jawaban. Kalau jawabannya ya, maka bangunlah hidupmu sesuai dengan dorongan itu; hidupmu dalam segala seginya dan setiap saat harus menjadi tanda dari dorongan itu dan kesaksian atas dorongan tersebut.”
Itulah kata-kata yang saya sampaikan kepada seseorang yang sedang mengalami ‘kelesuan’ dalam hidup panggilannya. Seringkali kita, disadari atau tidak, dalam kehidupan kurang begitu berusaha sungguh-sungguh untuk menjalani apa yang kita percayai, sehingga kepercayaan itu tidak nampak dalam keseharian kita.
Bacaan pertama, dari Surat Rasul Yakobus, mengajak kita untuk menyatakan perbuatan dengan cara hidup yang baik. Yakobus melihat bahwa kehidupan kekristenan sebagai sesuatu yang utuh dan integratif. Dalam keseluruhan suratnya, Yakobus memnag memegang prinsip bahwa tindakan mencerminkan sikap. Ia mendorong orang bijak untuk menunjukkan dengan perbuatan bahwa mereka telah menerima karunia kebijaksanaan. Di sinilah Yakobus menekankan signifikansi pentingnya hikmat yang dari atas bagi gereja. Bagi Yakobus sangat jelas bahwa semua hikmat yang menghasilkan perpecahan, kekacauan dan berbagai kejahatan merupakan hikmat yang berasal dari dunia dan tidak boleh hadir dalam gereja. Dan, Yakobus menyebut orang yang memiliki hikmat surgawi sebagai pembawa damai.
Saya kira itu pula yang menjadi tekanan pengajaran Yesus dalam injil hari ini. Yesus dengan menjawab keheranan para murid yang tidak bisa mengusir setan dari seorang anak yang sejak masa kecilnya dirasuki setan dengan berkata, “Jenis ini tidak dapat diusir, kecuali dengan berdoa.” mengundang kita untuk makin banyak berdoa dan melakukan yang baik dan benar bagi sesama kita. Doa dan perbuatan kita tidak ditentukan oleh sikap orang lain, melainkan lahir dari hati yang tertuju kepada Allah. Dari tindakan-tindakan luar akan terdeteksi apa yang di dalam, dengan mengetahui apa yang ada di dalam, maka perbuatan yang akan termanifestasi dapat diprediksi.
Semoga kita, sebagaimana dimaksudkan oleh Yesus dan Rasul Yakobus, menjadi orang-orang yang percaya dan melakukan perbuatan yang penuh damai dengan bertindak murah hati dan penuh belaskasih. Tuhan memberkati!