Masa biasa VII, Selasa, 25 Februari 2020
Yakobus 4:1-10; Markus 9:30-37
“Kalian berdoa, tetapi tidak memperoleh apa-apa, karena kalian salah berdoa!” demikian kata-kata Rasul Yakobus dalam suratnya.
Doa yang salah? Mungkin itulah pertama-tama pertanyaan yang muncul dalam benak kita ketika mendengar bacaan pertama hari ini. Pernahkah anda merasa salah berdoa? Apa artinya doa yang salah? Sebenarnya Rasul Yakobus sendiri sudah memberikan jawaban secara gamblang dalam suratnya tersebut, “Sebab yang kalian minta akan kamu gunakan untuk memuaskan hawa nafsu.”
Saudaraku, ternyata sikap seseorang dalam berdoa juga sangat menentukan. Hal ini berkenaan dengan hati kita. Maka, kita butuh untuk memiliki sikap hati yang benar dalam berdoa. Kita harus ingat bahwa berdoa itu bukan hanya mengucapkan perkataan-perkataan yang teratur di hadapan Tuhan, melainkan suatu pernyataan dari tubuh, jiwa dan roh kita kepada Tuhan. Itu semua harus lahir dari kerendahan hati. Mengapa kita harus memiliki kerendahan hati?
Mengutip pernyataan para ahli tafsir kitab suci bahwa balam bahasa Yunani kerendahan hati dituliskan dengan kata ‘praios’ yang berarti juga lemah lembut. Seseorang yang memiliki kerendahan hati bisa diartikan adalah seseorang yang memiliki penyerahan atau ketergantungan total kepada Tuhan. Tanpa kerendahan hati perjalanan kita sebagai murid-murid Kristus akanlah sia-sia.
Itulah yang dialami para murid Yesus dalam injil hari ini. Absennya kerendahan hati diantara mereka menyebabkan mereka bertengkar dan memperebutkan siapa yang terbesar di antara mereka. Mereka hanya berpikir mengenai rencana-rencana dan ambisi mereka semata: siapa yang terbesar diantara mereka! Padahal Yesus baru saja menjelaskan kepada mereka mengenai tujuan kedatanganya ke dunia, yakni bahwa anak manusia harus menderita bahkan dibunuh. Hawa nafsu mereka menutup mata hati mereka akan misi Yesus di dunia ini.
Allah perlu memberi kita kasih karunia supaya kita menjadi rendah hati. Dengan kerendahan hati itulah kita bisa berdoa yang benar di hadapan Allah. Dan dengan kerendahan hati yang sama kita dipanggil menjadi murid-murid Yesus. Mari kita mohonkan dalam doa-doa kita kasih karunia untuk kerendahan hati guna menjadi murid Yesus yang mampu melayani Allah dan sesama.