Hari Senin dari Minggu pertama masa Prapaska
Imamat 19:1-2, 11-18Matius 25:31-46
Saudara-saudariku terkasih,
Harapan atau permintaan Allah yang sangat mungkin lebih tepat dikatakan bahwa standard yang diberikan Tuhan kepada kita umatNya terasa sangat tinggi dan bahkan tidak mudah untuk dilaksanakan seperti yang kita dengar dari bacaan pertama hari ini dari Kitab Imamat 19:2 …”Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus.” Allah merangkul kita semua untuk lebih dekat kepadaNya dengan harapan agar kita bisa menjadi kudus seperti Dia yang adalah Kudus. Dengan kata lain Allah menghendaki agar hidup kita bisa memancarkan keilahianNya.
Boleh dibilang bahwa bacaan dari Kitab Imamat hari ini merupakan suatu penegasan dari apa yang telah kita ketahui dari “kesepuluh perintah Allah” (Keluaran 20:1-17) dengan penekanan pada interaksi sosial, dalam hubungan kita dengan sesama. Allah menegaskan untuk bangsa Israel supaya berlaku sopan, setia dan saling menghormati. Singkatnya “cintailah sesama seperti diri sendiri.”
Lalu ketika Yesus kembali menegaskan perintah itu untuk akhir zaman seperti yang kita dengar dalam bacaan Injil hari ini, maka kepada siapa saja yang membaca renungan ini menyadari apa yang dikembangkan dari kesepuluh perintah Allah dari kitab Keluaran. Memperhatikan sesama yang membutuhkan sudah tidak merupakan satu konsep yang baru. Tetapi apa yang Yesus ajarkan hari ini kepada kita adalah bagaimana caranya perhatian dan bantuan itu diberikan secara langsung dimana yang mendapat perhatian itu bisa melihat cinta Yesus. Karena ketika Yesus, Sang Sabda menjelma menjadi manusia, maka Yesus sendiri telah mengangkat kemanusiaan kita kepada keilahianNya; Oleh karena itu, apa saja yang kita perbuat untuk sesama kita lakukan kepada Tuhan. Dengan kata lain kita bisa menemui Yesus dalam diri orang lain yang kita jumpai, Yesus yang hadir dalam diri sesama yang membutuhkan perhatian dan kasih.
Inilah yang Yesus tekankan hari ini dan yang Yesus berikan kepada kita sebagai suatu jalan untuk menjadi “kudus seperti Allah yang adalah kudus,” dengan jalan mencintai sesama seperti kita mencintai diri sendiri. Kalau kita bisa menerapkan itu dalam kehidupan kita setiap hari dengan memberikan perhatian kepada mereka yang kurang beruntung dalam kehidupannya maka besarlah ganjaran bagi kita dalam kehidupan kekal. Apakah anda akan bisa menjadi domba atau kambing seperti yang telah diangkat dalam bacaan kita hari ini.
Saudara-saudariku terkasih,
Bacaan-bacaan hari ini samasekali tidak bermaksud untuk menakut-nakuti kita, tetapi akan lebih menjadi suatu point untuk kita renungkan betapa kita diminta untuk secara alamiah bisa memperhatikan sesama yang membutuhkannnya, dan yang harus kita tunjukkan bukan hanya dengan kata-kata tetapi juga dalam perbuatan. Agar kita akan selalu memusatkan perhatian kita kepada perintah Allah dan memancarkan kasihNya kepada kita, apabila kalau kita bisa mencintai Allah maka kita pun harus bisa mencintai sesama, demikian pula sebaliknya.
Masa Prapaskah telah menjadi kesempatan untuk bertobat agar kita bisa kembali mewujudkan kehendak Allah. Dan hari ini kesempatan itu diberikan kepada kita untuk merenungkan dan sekaligus bertanya kepada diri kita masing-masing, apakah kita benar-benar sudah melaksanakan perintah Allah diatas? Setiap hari dan kapan saja kesempatan itu diberikan kepada kita agar kita lebih serius, mendengarkan, dengan demikian pada hari penghakiman nanti kita boleh termasuk dalam bilangan para domba. Oleh kerena itu selama masa Prapaskah kini kita diberi kesempatan untuk bertobat dan meningkatkan keintiman kita dengan Yesus dalam perayaan Ekaristi. Semoga segala sikap dan tingkah laku hidup kita benar-benar bisa menghasilkan buah dengan cinta kepada Tuhan dan sesama seperti kita mencintai diri kita sendiri. Amin.