Pada hari ini kembali dibacakan dalam Misa kisah tentang tanda ajaib dari Yesus sebagai kelanjutan dari pewartaan mengenai datangnya kerajaan Allah yang dapat diamati dan bahkan dinikmati secara langsung oleh umat yang sangat merindukan datangnya Mesias sebagaimana mereka fahami dari kitab suci tentang janji Allah untuk menyelamatkan umatNya. Sekali lagi tanda-tanda ajaib dari Yesus itu bukanlah tujuan dari kedatanganNya. Umat diajak oleh Injil Markus untuk berani mendekati Yesus dan memohon pertolongan dari padaNya.
Kali ini yang dikisahkan dalam Injil Markus adalah mukjijat penggadaan roti dan ikan sedemikian rupa sehingga sebanyak empat ribu orang dapat menikmati makanan anugerah surgawi yang membuat mereka kenyang, bahkan masih ada sisa potongan roti sebanyak tujuh bakul. Dikatakan dalam Injil tadi bahwa sesudah para murid memberikan tujuh potong roti kepada Yesus, Ia mengucapkan berkat atas potongan-potongan roti itu dan kemudian entah bagaimana para murid membagikan potongan-potongan roti dan ikan itu kepada orang banyak dan mereka semua kebagian, makan sampai kenyang.
Bukankah kisah ini mengingatkan kita akan Perayaan Ekaristi? Entah bagaimana, kita tidak tahu, hosti yang diberkati imam sesudah imam mengucapkan doa atas nama umat memohon agar Roh Kudus dicurahkan atas roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus yang mengenyangkan kita baik secara rohani maupun jasmani. Yang saya maksud adalah bahwa entah bagaimana Perayaan Ekaristi mengubah, menopang dan menguatkan tubuh dan jiwa, kita tidak mengetahui. Dan kita baru akan menyadari kekuatan Perayaan Ekaristi ini kalau kita tidak melibatkan diri dalam perayaan Ekaristi.
Sebagai perbandingan, ijinkan saya membagikan pengalaman saya bertemu dengan seorang bapak, veteran Vietnam di sebuah paroki, yang memiliki penyakit minum alcohol terus-menerus. Namun setelah ia menghadiri AA seminggu sekali di aula paroki, ia merasakan perubahan yang luar biasa, tidak ada lagi keinginan untuk minum alcohol. Ia mengungkapkan bahwa setiap kali ia hadir, ia hanya akan membagikan pengalaman yang sama dan mendengarkan sebagian besar pengalaman yang sama dari peserta AA yang lain. Meskipun hal-hal yang sama dan diulang-ulang yang muncul dalam pertemuan AA seminggu sekali, ia tahu bahwa kalau ia tidak datang ke AA, ia akan jatuh lagi ke dalam pelukan botol-botol minuman keras.
Dalam batas-batas tertentu kisah seorang veteran Vietnam tadi membantu kita untuk tekun dan setia seminggu sekali bahkan kalau bisa setiap hari menghadiri perayaan Ekaristi. Meskipun yang kita rayakan adalah hal yang sama dan diulang-ulang, namun kalau kita tidak datang, kita mengetahui konsekwensinya, yakni kita bisa jatuh dalam pelukan dosa.
Injil hari ini yang dibacakan dalam rangka peringatan Bunda Maria dari Lourdes dan hari orang sakit sedunia, Yesus mengingatkan para muridnya untuk kembali kepada beberapa hal yang sangat pokok dalam pelayanan Yesus dan bagaimana mengikutiNya,