Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Menjadi hati yang sejuk dan menghasilkan buah-buah sabda Allah

Posted by admin on July 28, 2017
Posted in renungan 

Menjadi hati yang sejuk dan menghasilkan buah-buah sabda Allah

Mt 13:18-23

Dalam Injil hari ini Yesus menjelaskan dengan secara detail dengan kata-kata-Nya sendiri mengenai arti perumpamaan tentang penabur. Allah adalah penabur Sabda. Hati manusia adalah lokasi di mana sabda Allah itu ditaburkan. Sabda Allah itu seperti ditaburkan di jalan dan orang yang mendengarkannya tidak bisa mengerti. Kemudian Iblis datang dan mencurinya dari dalam hatinya. Sabda Allah itu juga ditaburkan seperti di dalam hati yang berbatu-batu dan orang awalnya menerimanya dengan sukacita tapi hanya sekedar saja karena tidak berakar. Ketika timbul penganiayaan karena sabda itu orang seperti ini tidak mampu bertahan menghadapinya dan jatuh, kehilangan iman. Jenis yang berikut adalah tanah berduri di mana orang menerima sabda Allah tetapi karena kecemasannya akan hal-hal duniawi karena kekayaan dan kenikmatannya, ia tidak bisa berbuah.

Yesus lalu sampai pada pokok ajarannya yakni tanah yang subur. Yakni orang yang mendengarkan sabda Allah dan mengerti, dan sungguh menghasilkan buah yang melimpah. Ada yang menghasilkan seratus, enampuluh dan tiga puluh kali lipat. Di sini kita menemukan focus Yesus agar kita memiliki sikap terbuka, bersemangat dan setia dengan sabda dan ajaran-ajaran Yesus. Jenis tanah macam apakah aku ini? Sejauh mana saya menghayati sabda Yesus dalam hidupku, dalam pekerjaanku, dalam keterlibatanku di dalam kehidupan sosial, bermasyarakat dan bernegara, serta sebagai warga dunia? Kita harus percaya bahwa sabda Yesus mampu merubah, mentransformasi hati yang keras, hati yang berbatu, hati yang berduri menjadi hati yang baik, hati yang berbelaskasih, hati yang misa mencintai dan mendengarkan, hati yang penuh kompasion, hati yang berempati bagi sesama yang menderita dan susah dalam hidup, hati yang mampu membawa kesejukan, hati yang mampu merasakan penderitaan sesama, hati yang mau memberi, menjadi berkat bagi orang lain. Hati yang berubah dan mampu ditransformasi oleh Roh Allah seperti Petrus yang menyangkal Yesus menjadi pengikut yang setia hingga mati disalibkan dengan kepala ke bawah karena tidak ingin menyamai guru-Nya; Paulus yang bertobat dari penganiya, teroris yang ingin menghancurkan orang Kristen menjadi rasul dan misionaris agung bangsa-bangsa bukan Yahudi…

Tuhan Yesus, rubahlah hati kami yang keras menjadi lembut, agar bisa bertobat dan diampuni, agar bisa mengasihi dan dikasihi, hati yang bahagia, sukacita, ceria dan penuh harap, suka memberi dan berbelas kasih seperti hati-Mu sendiri … Amin!

Berbahagialah mata yang melihat dan telinga yang mendengar

Posted by admin on July 27, 2017
Posted in renungan 

Berbahagialah mata yang melihat dan telinga yang mendengar

27 Juli, 2017

Mt 13:10-17

Para murid bertanya tentang kenapa Yesus berbicara kepada orang banyak dalam perumpamaan tetapi kepada murid-murid-Nya sendiri Yesus menjelaskan makna dan arti dari perumpamaan yang diajarkan-Nya.

Alasannya bahwa orang-orang sederhana memiliki hati yang terbuka untuk mendengar dan menerima ajaran-ajaran Yesus sementara orang-orang seperti para farisi dan ahli-ahli kitab merasa diri sudah tahu dan sulit untuk mendengarkan dan menerima ajaran-Nya. Mereka yang masuk dalam daftar yang disebut terakhir ini, yakni golongan intelektual, punya hati dan pikiran yang tertutup. Karena itu Yesus menceritakan rahasia-rahasia kerajaan Allah dengan memakai bahasa dan simbol-simbol yang familiar bagi orang-orang yang sederhana dan tak berpendidikan, mereka yang tulus dan rendah hati, agar bisa mengerti, percaya dan mengikuti Yesus. Yesus bahkan memuji para murid dan kaum kecil dan sederhana karena mereka bisa melihat dan mendengarkan langsung Sang Mesias yang sudah lama dinantikan. “Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar” Mesias, Putra Allah.

Sebagai orang-orang yang hidup zaman sekarang, kita patut berbahagia dan bersyukur karena sabda dan ajaran-ajaran Yesus yang kita dengar dan lihat, baca dan renungkan sekarang sudah tertulis secara baku, bahkan diajarkan dan dijelaskan dengan cara-cara yang lebih mudah dan modern. Ada banyak buku dari yang manual sampai online yang bisa membantu kita untuk belajar tentang Kitab Suci dan ajaran-ajaran Yesus. Bandingkan dengan orang-orang zaman Yesus! Apakah hati dan pikiran kita terbuka dan responsif terhadap Yesus seperti orang-orang yang disebut berbahagia oleh Yesus? Apakah Ekaristi menjadi bagian dari hidup kita? Apakah kita sungguh terlibat dalam kehidupan menggereja?

Ya Bapa yang baik dan penuh kasih, bukalah hati dan pikiran kami dan terangilah dengan Roh Kudus-Mu agar selalu rendah hati dalam mendengarkan Sabda-Mu; rela berbagi dan berkorban terutama bagi mereka yang kecil dan susah dalam hidup. Amen.

Pesta St. Yoakim dan St. Anna

Posted by admin on July 25, 2017
Posted in renungan 

Pesta St. Yoakim dan St. Anna

Matthew 13:1-9

26 Juli, 2017

Hari ini Injil menyasikan perumpamaan tentang penabur. Sang penabur menaburkan benih, dan pertumbuhannya bergantung pada jenis tanah. Yesus mau mengajarkan para pendengar-Nya agar punya fokus dan para murid agar berharap bahwa pewartaan-Nya akan berhadapan dengan gelombang penolakan terhadap diri-Nya dan juga para pengikut-Nya.

Si penabur adalah Allah sendiri. Benih yang ditaburkan adalah sabda Allah, yang tajam seperti pedang (Yes 49:2), atau seperti pedang bermata ganda (Ib 4:12), untuk memurnikan dan menguatkan bagaikan api dan palu (Yer 23:29).

Tanah di jalan yang keras adalah para pendengar sabda Allah yang tertutup mata dan hati oleh kemalasan, ketakutan, kecurigaan dan egoisme. Tanah di atas batu karang ialah tipe orang yang suka akan hal-hal baru dan easy going tanpa jati diri yang kuat serta tidak ingin berserah diri pada kehendak Allah. Tanah yang ditumbuhi rumput liar adalah mereka yang teradiksi oleh kebiasaan dan kecenderungan iblis dan hati mereka dipenuhi oleh iri hati, benci dan kerakusan.

Tanah yang baik dan subur diwakili oleh mereka yang berpikiran terbuka dan berhati murni, bersemangat tinggi dan punya kehendak yang kuat untuk mendengarkan sabda Allah dan melakukannya dalam hidup mereka. Di dalam Injil ada Zakheus, perempuan berdosa, pencuri yang disalibkan bersama Yesus, St. Agustinus, St. Fransiskus Xaverius, St. Theresa Calcutta, St. Arnoldus Janssen dan St. Josef Freinademetz; mereka semua termasuk contoh tanah yang subur, pendengar dan pelaku sabda Allah. Bunda Maria, putri St. Yoakim dan St. Anna, adalah model sempurna tanah subur, pendengar dan pelaku setia sabda Allah di mana Sang Penebus boleh datang ke dalam dunia untuk mencari dan menyelamatkan domba-domba yang hilang dan tersesat.

Santu Jakobus, Rasul

Posted by admin on July 24, 2017
Posted in renungan 

Santu Jakobus, Rasul

Mt 20:20-28

Hari ini kita merayakan pesta Santu Yakobus, Rasul. Ia adalah anak dari Zebedeus, seorang nelayan, dan saudara dari Yohanes, Rasul. Yakobus dan Yohanes, bersama dengan Petrus, adalah saksi-saksi yang menyaksikan Transfigurasi. Yakobus juga menyaksikan peristiwa pembangkitan putri Jairus dari mati, dan penyaksi penderitaan Yesus di Getsemani. Di dalam keempat Injil, nama Yakobus berada pada urutan ketiga daftar keduabelas rasul Yesus. Yesus menamakan Yakobus dan Yohanes sebagai “putra-putra guntur” karena karakter mereka yang unpredectible serta ambisius. Di kemudian hari Yakobus dikenal sebagai Yakobus Mayor untuk membedakannya dari Yakobus Minor yang menulis Surat Yakobus. Yakobus Mayor barangkali adalah martir pertama yang dibunuh oleh Herodes pada tahun 44 dalam usahanya untuk menyenangkan hati orang-orang Yahudi.

Apa yang bisa kita pelajari dari rasul Yakobus adalah karakter diri serta ambisinya yang kuat ketika mengikuti Yesus. Akan tetapi, personalitinya yang kuat seperti ini menarik Yesus, guru mereka untuk mengajarkan sesuatu yang amat penting juga bagi teman-teman rasulnya yang lain: untuk menjadi “besar” harus menjadi pelayan! Yesus adalah pelayan di antara semua pelayan. Menjadi terkecil tidak berarti hina dan tak diperhitungkan. Semoga ajaran Yesus ini bisa menjadi inspirasi bagi kita agar menjadi pelayan cinta kasih yang berbuah dalam hidup dan kerja. Sekecil apapun pekerjaan yang dipercayakan, lakukanlah dengan semangat dan pelayanan yang total demi cinta kepada Tuhan dan sesama. Amin.

Tanda Yunus

Posted by admin on July 24, 2017
Posted in renungan 

Tanda Yunus

Matius 12: 38-42

 

Orang-orang farisi dan ahli-ahli kitab meminta tanda mukjizat dari Yesus untuk membuktikan kemesiasan-Nya. Yesus memberikan jawaban negatif dengan tidak memberikan tanda selain tanda Yunus/Jonah.

Yunus dipanggil oleh Allah untuk menobatkan orang-orang Niniveh dan mereka bertobat. Dengan tanda Yunus Yesus sebetulnya memberikan tanda kepada mereka bahwa Dia lebih besar dari Yunus. Yesus juga lebih besar dari Ratu Sheba dari selatan yang datang ke Israel untuk mendengarkan hikmah Salomo.

Injil hari ini memanggil kita untuk memeriksa cara pandang kita terhadap Yesus. Banyak kali kita jatuh ke dalam sikap angkuh yang membuat kita buta terhadap kehadiran Allah di dalam hal-hal kecil. Sikap seolah-olah tahu atau merasa tahu segala sesuatu justru menjauhkan kita dari kebijaksaan Ilahi, sumber pengetahuan yang sesungguhnya.

Yesus mengajak kita untuk bertobat. Sikap tobat dan mengakui kesalahan adalah tanda kerendahan hati untuk mulai melihat hidup kita secara baru lagi. Ada banyak tanda dan mukjizat dalam hidup kita. Kita patut bersyukur pertama-pertama atas anugerah hidup yang diberikan Allah kepada kita masing-masing. Ada banyak juga tanda-tanda Yunus yang lain yang datang menyapa kita untuk mengenal secara lebih baik. Tanda ilahi bisa hadir lewat sesama yang baik hati, selalu membantu dan menyapa terutama ketika kita sungguh butuh kehadiran dan sapaan sederhana yang membuat kita merasa senang dan bahagia. Tanda ilahi juga bisa muncul lewat alam yang indah, matahari yang selalu terbit tiap pagi, udara segar yang kita hirup tanpa habis-habisnya. Ini semua adalah tanda-tanda kehadiran ilahi yang kadang-kadang nampak biasa dan membuat kita lupa bersyukur.

Terima kasih Tuhan atas anugerah hidup, nafas dan roh-Mu yang selalu membawa kebangkitan dan hidup baru bagiku dan sesamaku untuk terus berlangkah maju masuk dalam persekutuan Ilahi Bapa, Putra dan Roh Kudus. Amen.

Translate »