Lukas 11: 27-28
Dari Rm Djoko Prakosa Pr
Rektor Seminari Tinggi Kentungan Yogyakarta
Hari Biasa Pekan XXVII
1. Pujian pada ibu Yesus. Bagian ini tidak kita dapati dalam kitab Injil lain. Pujian yang diberikan kepada Yesus oleh seorang perempuan yang penuh kasih, jujur, dan berniat baik, ketika dia sedang mendengarkan ajaran-Nya yang luar biasa bagus. Sementara ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi merendahkan serta menghujat ajaran-Nya, perempuan yang baik ini justru kagum akan ajaran-Nya itu, dan akan hikmat serta kuasa yang ada pada-Nya ketika Dia berbicara: Ketika Yesus masih berbicara, dengan daya dan bukti yang meyakinkan, seorang perempuan dari antara orang banyak itu, karena begitu senangnya mendengar bagaimana Dia telah membuat orang-orang Farisi tercengang. Perempuan itu membuat mereka malu, dan membersihkan diri-Nya dari segala tuduhan mereka yang jahat, sampai ia tidak tahan untuk berseru, “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau.” Alangkah mengagumkan dan hebatnya orang ini! Seakan perempuan ini berkata kepada Yesus: “Semoga Tuhan memberkati wanita yang menghasilkan Putra yang baik seperti Anda!”
Apakah kita mempunyai keberanian untuk memuji dan berkata jujur tentang kehidupan seseorang di tengah orang-orang yang mempunyai penilaian berbeda? Terbukakah kita jika seseorang memberi masukan positif kepada kita?
2. Tanggapan Yesus. Yesus menjawab dan memberikan pujian terbesar kepada ibunya: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya.” Lukas menganggapnya sebagai contoh bagi kehidupan komunitas, khususnya cara Maria berhubungan dengan Firman Allah
Memang benar bahwa Maria mengandung Putranya di dalam rahimnya, tetapi ia juga mengandung dan menggendongnya di hati, jiwa, dan pikirannya. Benar bahwa Maria menyusui Putranya dengan susu yang keluar dari payudaranya, tetapi ia juga menerima Putranya dengan tangannya, kakinya, matanya, bibirnya, pengabdian dan kesetiaannya. Dengan kata lain, ia menerima Yesus dengan seluruh dirinya. Sumber berkat Maria bukanlah dalam dirinya yang dipilih untuk menjadi ibu Yesus. Sumber berkat hidupnya berasal dari kesediaannya untuk mendengarkan Firman Allah dan memeliharanya.
Paus emeritus Benediktus mengatakan bahwa Maria diberkati karena dia, tubuh dan jiwanya, menjadi tempat tinggal Tuhan. Dengan cara ini, dia menunjukkan kepada kita bagaimana menjadi diberkati dan menemukan jalan menuju kebahagiaan. Apakah kita sudah menjadikan hidup kita sebagai tempat tinggal Firman Allah? Bagaimana kita berdevosi kepada Maria, Bunda Yesus?
“Dunia tidak layak untuk menerima Putra Allah
langsung dari tangan Bapa,
Dia memberikan Putra-Nya kepada Maria
agar dunia menerima Dia darinya.”
St. Augustinus
“Pelaut dipandu ke pelabuhan oleh sinar bintang, orang-orang Kristen dibimbing ke surga oleh Maria.”
St. Thomas Aquinas