Jumat, 5 Februari 2021

Markus 6:14-29
Menjadi murid Kristus adalah anugerah Allah dan pilihan hidup seseorang. Sebagai anugerah karena
Kristus yang mengendaki. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.”(Yoh 15:16).
Sebagai pilihan hidup karena setiap orang bebas dalam menjawab dan ketika menjawab “YA” maka ia telah
memilih. Pilihan yang telah diambil dengan bebas perlu dipertanggungjawabkan dan dijaga serta dikembangkan
terus. Bagaimana agar pilihan tersebut bisa ditumbuh kembangkan sebagai anugerah berharga? Panggilan
menjadi murid Kristus layak disyukuri dan dihayati. Seseorang akan selalu bersyukur dan setia pada panggilannya
jika ia telah menemukan hidupnya disana. Semua akan dipertaruhkan untuk bisa mendapat dan
menpertahankan panggilannya tersebut. “Setelah ditemukannya Mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi
menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.” Semua itu bisa terjadi karena ia telah menemukan mutiara
berharga yaitu Kerajaan Allah di dalam panggilannya. Kristus yang hidup di dalam dirinya sehingga ia selalu
menerima aliran kasih dan kekuatan dari-Nya.
Itulah yang menjadi jawaban : Mengapa Yohanes tetap setia pada panggilannya untuk menyiapkan jalan
pagi Tuhan, rela dipenjara , dan akhirnya oleh Raja Herodes Yohanes dibunuh. Yohanes setia sampai akhir karena
ia sadar dengan panggilannya dan mengalami kehadiran Roh Kudus yang selalu ada bersamanya, yang memberi
kekuatan dan kegembiraan. Semuanya bisa dimengerti dan dijalani jika seseorang telah menerima Yesus Kristus
sebagai penopang hidupnya. Sebagai murid Kristus, seseorang tidak akan terpisah dengan Gurunya dan dalam
segala situasi ia akan setia dan tidak akan meninggalkan iman dan panggilannya. Pertanyaanya, apakah masingmasing orang siap untuk setia ataukah menerima kehadiran-Nya hanya saat situasi normal. Orang yang setia
berarti dalam segala situasi ia tetap berpegang pada imannya. “….Akan tetapi, ika Anak Manusia itu datang,
adakah Ia mendapati iman di bumi?”(Luk 18:8).
Perjuangan masing-masing orang yang telah dipanggil dan dipilih Kristus sebagai murid-Nya adalah
setiap hari selalu setia menyangkal diri dan memanggul salib bersama dengan Kristus. Dengan cara ini, maka
seseorang akan terus bisa mengalirkan belas kasih Allah kepada sesama. Mereka memikirkan bagaimana supaya
hidupnya bisa menjadi sarana dan alat-Nya, sehingga berarti bagi sesamanya dan menghadirkan belas kasih
Allah sendiri bagi dunia. “Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”(Luk 9:23). Jika seseorang setia dalam
panggilan sebagai murid Kristus, kendati harus diperjuangkan, jatuh dan bangun, maka hidupnya akan menjadi
berkat bagi sesama dan alam semesta. “Dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki
dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu
untuk memperolah berkat.”(1 Petrus 3:9).
Dunia membutuhkan pribadi-pribadi yang siap untuk berkorban demi kedamaian semua umat manusia
dan keharmonisan alam ciptaan, seperti Yesus Kristus telah berkoban sampai wafat di atas kayu salib, demikian
juga para murid-murid-Nya. Itulah Kerajaan Allah, yang dibangun oleh Yesus Kristus, sebagai batu
penjurunya.”Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dengan orangorang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan
Kristus Yesus sebagai batu penjuru.”(Efesus 2:19-20). Di tengah-tengah dunia yang sedang menghadapi pandemi
ini, setiap murid Kristus dipanggil untuk lebih memancarkan cahaya Kristus ; melalui pelayanannya yang tulus
bagi sesama.
Paroki St Montfort Serawai, ditulis oleh Rm. A. Didik Setiyawan, CM