Rabu, 10 Maret 2021

Matius 5:17-19

Kehadiran Yesus adalah untuk menyempurnakan dan menggenapkan apa yang telah ditulis dalam Kitab Suci. “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”(Mat 5:17).  Dalam diri Yesus Kristus, Allah telah mewahyukan siapa diri-Nya; sebagai pencipta yang mengasihi umat manusia. Dalam Kristus, seseorang akan melihat dan merasakan batapa Allah peduli dan merindukan semua manusia ada bersama-Nya. Sekalipun manusia telah melakukan kesalahan dan dosa yang berat, namun Allah mengampuni mereka dan lewat Yesus Kristus yang tersalib, manusia menerima keselamatan. Kebaikan dan kasih Allah terhadap manusai tidak bisa dinilai dengan apa pun. Oleh karena itu, martabat manusia sangat mulia, karena telah ditebus kembali dengan darah Kristus sendiri. Karya keselamatan yang telah dimulai sejak dunia dijadikan tergenapi dalam diri Yesus Kristus. Dialah alfa dan omega, awal dan akhir, supaya semua orang percaya bahwa melalui Dia, semua diselamatkan. “Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.”(Luk 24:44).

Setiap orang yang telah percaya kepada Kristus, diutus menjadi saksi-Nya, yang mewartakan kasih Kristus pada manusia. Bagaimana bisa meyakinkan semua orang yang hidup di dunia ini,  bahwa Yesus Kristus adalah Mesias? Seseorang akan bisa melihat, jika ia membuka matanya untuk bisa melihat dan juga bisa mendengar ketika telinganya dipakai untuk mendengarkan, serta memiliki hati untuk bisa mengolah semua peristiwa menjadi keutaman yang baik.  Artinya, semua telah dilakukan oleh Kristus, agar manusia bisa mendengar dan melihat karya cinta kasih-Nya, dan sekarang bagaimana masing-masing orang menjawabnya. Dengan kesadaran, kerendahan hati, dan kerbukaan pada bimbingan Tuhan, seseorang akan sampai pada iman kepada Kristus. Seperti benih yang jatuh di tanah yang subur, ia akan tumbuh dan berkembang serta menghasilkan buah, demikian hati manusia. Iman akan tumbuh di dalam diri orang yang rendah hati dan iman akan semakin kuat serta menghasilkan karya cinta kasih yang bisa menjadi berkat bagi banyak orang. “Sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”(Mat 13:8-9).

Mereka yang telah percaya, tahap demi tahap dituntun-Nya untuk semakin mengerti Sabda-Nya dan berani untuk memberi kesaksian dengan cara hidup yang benar seturut kehendak-Nya. Ia akan selalu haus pada kebenaran dan selalu rindu untuk selalu dekat dengan-Nya serta melayani Tuhan dalam aksi-aksi yang nyata. Ia akan banyak bekerja atau melayani dari pada banyak berbicara. “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.”(Yakobus 1:22). Di mata Tuhan mereka adalah orang yang berbahagia, karena apa yang dilakukan adalah kehendak Allah dan karena itu mereka ada bersama dengan Allah. “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.”(Mat 5:6). Orang-orang yang setia dalam iman akan terus menyeruakan kabar kebenaran dan sukacita dari Kristus, sekalipun tidak semua menanggapi perawartaan mereka, namun apa yang dilakukan menjadi kesaksian hidup yang nyata bagi dunia. “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memulikan Bapamu yang di sorga.”(Mat 5:16).

                                                        Paroki St Montfort Serawai, ditulis oleh Rm. A. Didik Setiyawan, CM