Senin, 24 Mei 2021
Yohanes 19:25-34
Dalam sejarah keselamatan dan penebusan untuk umat manusia yang dihadirkan oleh Yesus Kristus terdapat pribadi; Santa Perawan Maria yang juga hadir. Peran Maria ditegaskan oleh Malaikat Gabiel adalah menjadi ibu yang melahirkan Yesus Kristus, yang lahir karena Roh Kudus. “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.”(Luk 1:31). Jawaban Maria atas undangan Malaikat tersebut adalah kesediaan karena iman dan menyerahkan semua kepada kehendak Allah. “Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”Lalu malaikat itu meninggalkan dia.”(Luk 1: 38). Maria bersedia menjadi hamba agar rencana Allah untuk menghadirkan Sang Jurus Selamat ke dunia terlaksana. Oleh karena itu, sosok Santa Perawan Maria sangatlah penting dan ia pribadi yang sangat dekat dengan puteranya yang telah dikadung di dalam rahimnya, yaitu Yesus Kristus.
Maria bukan berhenti pada melahirkan Yesus, tetapi ia menjaga dan menemani Yesus Kristus hingga akhir di bawah kayu salib. Maria bukan orang lain, tetapi ia adalah bagian dari hidup Yesus sendiri, oleh karena itu Yesus juga mendengarkan apa yang dikatakan oleh bunda-Nya. “Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.”(Yoh 2:3). Pada waktu perjamuan di Kana, akhirnya Yesus mengabulkan permohonan Maria, maka terjadilah mujizat air diubah menjadi anggur. “Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahui…”(Yoh 2:9). Maria adalah ibu Yesus Kristus yang selalu ada di dalam hidup dan hati Yesus, dan demikian juga Yesus ada di dalam hidup dan jiwa Maria.
Saat akhir perjalanan Yesus , dari atas salib Yesus menyatakan secara jelas siapa Maria bagi para murid-Nya bahwa Maria bukan hanya ibu Yesus tetapi juga ibu dari para murid, serta ibu bagi semua yang percaya kepada Yesus. Dan kepada bunda Maria, Yesus juga memberikan para murid sebagai anak-anaknya. “Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murud-Nya: “Inilah ibumu! Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.”(Yoh 19:26-27). Oleh karena kehendak Yesus Kristus sendiri, Santa Perawan Maria menjadi Bunda bagi para murid, dan dalam hal ini para murid ada orang-orang yang percaya kepada Kristus, yang adalah Gereja. Maria adalah ibu Gereja, atau Bunda untuk semua kaum beriman pada Kristus. Tidak mungkin para murid menolak apa yang diberikan oleh Yesus kepada mereka, karena itulah Maria tinggal bersama murid-murid Yesus.
Maria dan gereja adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, seperti halnya Maria dengan puteranya Yesus Kristus adalah ada bersama sejak Yesus di dalam rahim Bunda Maria sampai wafat-Nya. Oleh karena itu, sangat tepat sekali jika Gereja menghormati Bunda Maria sebagai Bunda Gereja yang selalu menemani umat beriman selama menjalani perziarahan di dunia. Bersama Maria, setiap orang diajak untuk mengikuti Kristus seperti seorang hamba dengan kerendahan hati dan penuh iman. Bunda Maria telah memjadi teladan akan hal itu. “Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”(Luk 1:38).
Serawai, Rm. A. Didik Setiyawan, CM