Rabu, 2 Juni 2021

Tobit 3:1-11, 16-17
Mazmur 25
Markus 12:18-27

Dua tokoh dalam bacaan pertama hari ini, Tobit dan Sara, mengalami situasi yang sangat menyakitkan dalam hidup mereka. Tobit, seorang Yahudi dalam pembuangan oleh bangsa Asyur, dirampas semua harta bendanya dan dikejar-kejar karena bersikeras menguburkan mayat-mayat orang Yahudi di Asyur. Sara diperistrikan oleh tujuh lelaki, tetapi semuanya tewas sebelum mereka sempat berhubungan. Ia dituduh sebagai biang keladi tragedi ini. Begitu beratnya beban yang ditanggung oleh Tobit dan Sara sampai keduanya berdoa kepada Tuhan supaya Ia mengambil nyawa mereka.

Di dunia kita sekarang pun banyak orang yang merasa sangat tersiksa dengan situasi mereka sehingga mereka tidak lagi memiliki gairah untuk hidup. Banyak yang berpikir atau mencoba mengambil nyawanya sendiri. Ini sungguh sesuatu yang sangat menyedihkan. Sayangnya ada juga orang-orang Gereja yang justru malah menambah beban bagi mereka dengan mengancam bahwa orang yang bunuh diri pasti masuk neraka. Atau juga dengan menuduh mereka macam-macam seperti orang yang menuduh Tobit dan Sara, sehingga mereka merasa makin terkucilkan.

Di Amerika Serikat, bunuh diri adalah penyebab kematian nomor dua di antara remaja dan orang muda. Rata-rata 42 ribu orang meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya di negeri ini dan 800 ribu orang di seluruh dunia. Di samping itu, keluarga mereka pun juga mengalami trauma yang sangat hebat dan membutuhkan waktu lama untuk sembuh.

Ajaran Gereja memang menyatakan bahwa bunuh diri bertentangan dengan kehendak Allah Sang Pemberi Kehidupan. Tetapi Gereja juga memahami bahwa ada sebab-sebab kelainan mental seperti depresi atau skizofrenia yang dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk berpikir jernih. Mereka tidak dapat menanggung penuh kesalahan mereka ketika memutuskan untuk mengambil nyawanya sendiri.

Kita sebagai umat Gereja patut untuk mencontoh Yesus yang tidak pernah meninggalkan siapapun. Kita harus juga bekerja sama dengan semua orang dalam masyarakat yang berusaha menyembuhkan dan merawat mereka yang berjuang dengan segala penyakit jiwa. Iman Katolik kita memberikan harapan yang dapat meneguhkan itikad kita: Dalam perseketuan kekal dengan Tuhan, setiap hal indah dalam hidup kita yang sekarang belum terselesaikan akan terpenuhi, semua yang tersebar akan dikumpulkan kembali, semua yang hilang akan ditemukan, semua harapan yang sirna akan diwujudkan, dan semua yang hancur akan dipulihkan.

Catatan:
Jika anda atau orang yang anda kenal membutuhkan pertolongan untuk mencegah bunuh diri, nomor hotline di Amerika Serikat adalah 1-800-273-8255. Di Indonesia, dapat menghubungi hotline Kementerian Kesehatan 119 atau Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa http://www.pdskji.org/home.