Kamis Pekan Biasa XII, 24 Juni 2021 – HR Kelahiran St. Yohanes Pembaptis 

Bacaan: Yesaya 49:1-6; Kis 13:22-26; Lukas 1:57-66, 80                                                                                                                                                                                                                

Kelahiran Yohanes Pembaptis memang luar biasa karena menjadi bagian dalam Sejarah Keselamatan Allah bagi manusia. Oleh sebab itulah nama yang diberikan kepadanya bukan hanya nama yang dipikirkan oleh manusia, melainkan melibatkan Allah sebagai pemberi kehidupan dan perutusan. Dalam kehidupan kita, orang tua selalu mempersiapkan nama bagi anak yang akan dilahirkan, malahan terkadang seluruh keluarga juga ikut agar nama keluarga juga ada di dalamnya. Kita bisa menemukan nama yang bagus didengar, dari orang terkenal, juga punya arti yang bagus dan terkadang menjadi nama yang panjang. Namun demikian apakah dimensi rohani juga ada di dalamnya? Ini perlu juga diperhatikan, seperti yang kita lakukan dengan memberikan nama baptis. Baiklah kita masing-masing merenungkan arti nama kita pribadi dan juga nama baptis kita, siapakah pribadi yang menjadi nama pelindung kita itu.

Yohanes berarti Tuhan yang mahabaik. Nama ini memang hadir di dalam pribadinya, yang menjadi alat Tuhan dalam menghadirkan kebaikan dan kasih Tuhan di tengah dunia ini. Rencana Tuhan hanya satu, yakni keselamatan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Oleh sebab itulah Yohanes hadir dan masuk dalam Karya Keselamatan Allah bagi manusia ini. Perutusan dan pewartaan Yohanes sangat jelas yang dilakukannya di kemudian hari, maka ia dinamakan Yohanes Pembaptis, yang membaptis semua orang yang mau bertobat. Kelahirannya ini telah membuka mata semua orang bahwa bagi Tuhan selalu mungkin walaupun secara manusiawi tidak mungkin apalagi Elisabet, ibunya dinyatakan mandul. Ketika kita membuka hati dan percaya kepada Tuhan, maka kehendakNya akan terjadi di dalam diri kita. Zakaria, ayahnya sempat meragukan perkataan malaekat bahwa isterinya akan mengandung, maka ia menjadi bisu. Apakah kita selelu mendengarkan dan percaya kepada Tuhan di dalam kehidupan harian kita?

Kita masing-masing juga menjadi perpanjangan Tangan Tuhan di tengah dunia ini untuk meneruskan karya Keselamatan Tuhan bagi semua manusia. Kehadiran kita di dunia ini adalah tanda kehadiran kasih Tuhan bagi kita dan dunia, kita adalahi berkat bagi sesama. Kesadaran inilah yang sekarang menghantar kita untuk mensyukuri hidup yang Tuhan berikan ini dengan melakukan Kehendak Tuhan di dalam keseharian hidup kita. Memang kita harus berani melawan arus dunia, apalagi di jaman yang serba maju ini. Kesetiaan kita dalam berdoa, dari kita bangun hingga mau tidur kembali, tidak bisa digantikan oleh hal lainnya. Maka ingatlah selalu bahwa dunia boleh berubah namun iman kepada Tuhan tidak akan berubah selamanya. Setialah seperti Yohanes Pembaptis hingga akhir hayatnya.