JUMAT, 17 Desember
Matius 1: 1 – 17
Di tengah kemajemukan, identitas itu penting. Ada banyak identitas, seperti identitas sebagai dokter, sebagai mahasiswa,sebagai istri, orang Katolik, sebagai imam … dan seterusnya. Tapi juga identitas sebagai manusia. Sense of being human.
Itulah makna Injil Matius 1: 1-17 mengenai silsilah Yesus. Genealogy ini mau menegaskan bahwa Yesus adalah manusia biasa seperti kita. Yesus memiliki garis keturunan panjang. Dan dari sekian daftar leluhur itu, tidak semuanya suci dan luhur. Itulah sejarah manusia.
Pada tataran konsep di pikiran kita, tidak sulit menerima bahwa Yesus sungguh manusia. Tetapi dalam hidup harian, kita lebih mudah mengikuti Yesus yang sudah bangkit daripada mengikuti Yesus sebagai manusia. Kita tidak rela Yesus memiliki kelemahan, tertarik pada perempuan, bisa marah, bisa sakit …dst. Kita ingin Sang Guru ini super dalam segalanya. Godaan ini sudah ada sejak awal. Dan Gereja menegaskan bahwa penolakan Yesus sebagai manusia, itu bidaah. Yesus itu manusia seperti kita. Seluruh ajaran Yesus di Kitab Suci, diajarkan oleh Yesus sebagai manusia kepada para murid dan pendengarnya yang adalah manusia biasa juga. Itu artinya, apa yang ia ajarkan pasti bisa dilakukan oleh semua muridNya.
Tetapi dari pihak manusia, kita semua ini, ajaran Yesus kita anggap terlalu sulit. Secara tak sadar kita mengatakan bahwa Yesus mengajarkan dan melakukan itu semua dengan mudah, karena Dia Tuhan. Bukan Yesus yang super manusia, tetapi kita yang takut tumbuh menjadi manusia seperti Yesus. Terkait dengan pertumbuhan kita, Yesus mengatakan bahwa kita mesti bermurah hati dan sempurna seperti Bapa di sorga. Dan wujud konkret Bapa itu ialah Yesus. Dengan kata lain kita tidak dipanggil menjadi diri sendiri (be yourself) tetapi menjadi manusia seperti Yesus. Inilah perziarahan rohani sampai akhir hidup kita …
Yesus memiliki berbagai kerapuhan sebagai manusia: lapar, bisa tersnggung, kesepian, tergoda perempuan cantik, ingin makan enak … Kalau tidak mengalami, Dia tidak manusiawi. Hanya saja Tuhan tidak jatuh … Sementara kita terus menerus jatuh dan sulit bangun. Bukan berarti Yesus Tuhan atau super. Kekuatan Yesus itu hasil latihan terus menerus dalam kesatuannya dengan Allah. Ini yang kita tidak mau melakukannya …
Silsilah Yesus mau mengatakan bahwa Yesus itu manusia wajar. Dia manusia yang memiliki kerapuhan seperti kita. Dia bisa sakit, takut dan mati… Kita tidak sendirian dan bahkan kita memiliki panduan dan arah ke depan: manusia macam apakah yang mesti kita kembangkan.