Renungan hari Kamis keempat dalam Masa Advent

23  Desember 2021

Sudah menjadi kecenderungan dari kita sebagai manusia untuk menjelaskan segala sesuatu dalam hidup kita dengan ilmu pengetahuan dan bukti -bukti atau juga  secara  matematis, tetapi ada bagian dari diri hidup ini  yang tidak dapat dijelaskan dengan akal budi semata.

Hidup kita dapat kehilangan makna dan arah ketika kita mencoba karena kita menutup diri terhadap kejutan yang ingin diberikan oleh Allah dalam hidup kita.

Ketika kita ingin memegang kendali  kendali atas hidup kita, kita mulai kehilangan kemampuan kita untuk bertanya-tanya dan mengagumi cara kerja Tuhan yang tak terduga dan misterius.

Beberapa hari yang lalu, kami mendengar bagaimana Zakharia menjadi bisu karena Zakharia tidak percaya akan perkataan yang disampaikan oleh malaikat Gabriel (Lukas 1:20). Dia tidak percaya karena bagaimana dia sudah tua dan istrinya sudah lanjut umurnya akan mengandung seorang bayi.

Kita bisa menjadi terdiam, seperti Zakharia, karena kita tidak dapat menemukan kata yang tepat untuk melihat begitu ajaibnya Allah, karena bagiNya semuanya mungkin. Allah dapat membuat Elizabeth yang sudah lanjut umurnya mengandung Yohanes Pembabtis.

Injil hari ini dikisahkan bahwa Zakharia akhirnya bisa berbicara lagi bahkan alkitab melukiskan Zakharia selain berkata-kata, ia juga memuji Allah ini semua karena dia akhirnya menerima dan mempercayai apa yang dikatakan malaikat Gabriel.

Pada saat Zakharia memilih untuk memberikan nama “Yohanes” kepada putranya yang baru lahir, orang di sekitarnya terkejut karena dan mengingatkannya bahwa tidak ada di antara sanak saudaranya yang bernama demikian. Disini kita melihat bahwa Zakharia mulai membuka hatinya, dan disitu ia mulai percaya. Tindakan iman yang sederhana itu telah membuka pikiran dan hati dari Zakharia untuk mengagumi rencana keselamatan Tuhan. Disaat itu mukjijat terjadi, Zakharia yang tadinya bisu, mulutnya terbuka dan lidahnya terlepas setelah itu dia bisa berkata-kata dan memuji Allah. (Lukas 1:64)

Hari ini kita diajak untuk menyadari betapa pentingnya bagi kita untuk memiliki iman, dan betapa hampanya hidup kita ketika kita tidak memiliki iman. Dengan iman kita selalu dapat menemukan alasan untuk bersyukur dan menyatakan kemuliaan Allah.