Renungan hari Rabu Minggu keempat dalam Masa Advent
22 Desember 2021
Seorang pemudi dari Italia bernama Chiara Petrillo yang keduanya anaknya meninggal 30 menit setelah kelahiran mereka. Setiap ibu tentu akan hancur hatinya oleh kematian anaknya,demikian juga dengan Chiara.Banyak orang kehilangan iman mereka atau terkadang menjadi gila ketika ditinggalkan oleh anak mereka. Namun tidak demikian bagi Chiara dan suaminya, Enrico yang menerima kematian kedua anak mereka dalam rasa syukur kepada Tuhan, karena mereka berdua percaya bahwa segala sesuatu dalam hidup tidak pernah benar-benar milik kita — bahkan yang kita cintai sekalipun, karena mereka adalah milik Tuhan untuk diberikan dan diambil kembali kepadaNya.
Chiara memiliki anak ketiga yang sehat tetapi setelah melahirkan anaknya ketiga yang bernama Francesco, Chiara didiagnosis menderita kanker. Dia menolak perawatan medis sehingga dia bisa merawat putranya yang masih kecil. Chiara meninggal dunia pada tanggal 13 Juni 2012 dalam usia ke 28.
Hari ini melalui bacaan pertama dan injil kita belajar dari Maria dan Hana bagaimana bersyukur ketika kita mengalami masalah dan kesulitan. Maria dan Hana mengungkapkan rasa syukur itu pada Tuhan dalam nyanyian puji syukur yang mereka naikkan pada Tuhan.
Dalam bacaan Pertama Hana membawa putranya, Samuel ke bait suci untuk mempersembahkannya kepada Tuhan sebagai pemenuhan janjinya pada Tuhan atas jawaban doanya.
Hana menyerahkan putranya Samuel yang begitu dinantikannya, kepada sang PEMBERI HADIAH itu sendiri dengan mengatakan… “
Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka akupun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN.” Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN…” (1 Samuel 1:27-28)
Hana membuat kita menyadari bahwa hidup adalah hadiah dari Tuhan. Dan hadiah ini betapapun berharganya, bukanlah sesuatu yang harus kita simpan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi dikembalikan kepada Tuhan sang pemberi hadiah itu.
Dan bersama Maria, kita diajak untuk bernyanyi dalam rasa syukur… “Jiwaku mewartakan kebesaran Tuhan; jiwaku bergembira karena Allah, Juruselamatku!” (Lukas 1:46) “Semua keturunan akan menyebut aku berbahagia.” (Lukas 1:48) Yang Mahakuasa telah melakukan hal-hal besar bagiku.” (Lukas1:49)
Luangkan waktu sejenak dan tanyakan pada diri anda:
Apa yang mau saya syukuri pada hari ini? Apakah saya menerima begitu saja berkat-berkat ini tanpa bersyukur kepada Tuhan sang pemberi berkat ?
Ketika hidup itu menyakitkan, membingungkan, atau ketika kesulitan melanda hidup saya, apakah saya masih memuji dan berterima kasih kepada Tuhan seperti apa yang sudah dilakukan Chiara Petrillo selama hidupnya?