Senin, 28 November 2022



Matius 8:5-11

Yesus kagum dengan ungkapan seorang perwira yang memohon kepada-Nya dengan penuh iman untuk kesembuhan bagi hambanya yang sakit. “Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” (Mat 8:8).  Seorang perwira tersebut meminta sesuatu bukan dirinya sendiri, dan ia bukan berasal dari kalangan orang Yahudi, maka dari itu tampak bahwa orang yang percaya kepada Yesus bukan saja berasal dari kalangan orang Yahudi, dan bahkan orang-orang Yahudi sendiri tidak punya kedalaman iman seperti yang dihayati oleh perwira tersebut ; orang yang telah dianggap sebagai orang asing oleh mereka. “Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.” (Mat 8:10).

Dengan demikian kehidupan orang beriman tidak cukup ditandai dengan masuk didalam suatu perkumpulan orang dengan segala macam kegiatan-kegiatan rohani dan sosial, yang mengatasnamakan onggota orang beriman ( seperti kalangan orang Yahudi, sebagai bangsa terpilih), namun lebih dari itu, apakah mereka secara tulus mau percaya , mengandalkan Allah dan bertidak serta bertutur kata yang baik sebagai anak-anak terang, dan  sebagai murid-murid Kristus? Jika mereka hanya bangga dengan kemegahan fisik, penampilan yang bagus dalam pelayanan,  dan padatnya kagiatan yang diikuti, namun dalam kehidupan keseharian masih tetap sama ; mengutamakan kepentingan pribadi, sombong, tidak peduli dengan sesamanya (keluarga, tetangga, masyarakat),  tidak peka akan kesulitan orang-orang yang miskin/lemah/sakit, berlaku jahat, dan mengejar kenyamanan pribadi semata,  maka iman mereka patut dipertanyakan.

Oleh karena itu, siapa yang benar-benar beriman kepada Kristus, adalah mereka yang semakin sadar akan segala kelemahan dan dosa-dosanya. Dengan sikap yang demikian maka ia akan bertumbuh dalam kerinduan dan kepekaan akan belas kasih Allah dan pengampunan-Nya. Tuhan akan datang kepada mereka yang rendah hati, yaitu mereka yang mau mendengarkan Sabda-Nya dan melakukan kehendak-Nya. “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?  Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”(Mat 7:22-23).

Didik, CM