Rabu, 15 Februari 2023



Markus 8:22-26

Pada suatu ketika Yesus menerima dan menyembuhkan orang yang buta. “Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia.” Kesembuhan tersebut terjadi karena belas kasih Allah kepada manusia dan iman yang mendorong orang tersebut untuk datang kepada Tuhan Yesus. Oleh karena itu terjadi proses : manusia memohon dan Tuhan menjawab dengan belaskasih-Nya.

Dengan demikian, iman akan Allah yang Maha Baik menumbuhkan harapan kepada manusia. Dalam kondisi paling terpuruk pun, jika manusia memiliki iman, maka ia akan tetap bisa bertahan karena ia melihat dan menemukan harapan di dalam imannya kepada Tuhan Yesus Kristus. “Masih ada harapan untuk hari depanmu, demikianlah firman TUHAN: anak-anak akan kembali ke daerah mereka.”(Yeremia 31:17).

Oleh karena itu, bagi orang yang percaya tidak ada yang mustahil dan karena itu mereka akan tetap memiliki harapan sekalipun menurut pemikiran manusia hal itu tidak mungkin. “Jawab Yesus: “Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” (Mrk 9:23). Dengan demikian harapan muncul bukan dari pemikiran-pemikiran manusia, tetapi harapan lahir dari iman/percaya kepada kekuatan Allah, yang telah mengutus Putera-Nya hadir ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia. “….Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.”(1 Kor 2:5). Tantangan bagi masing-masing orang adalah beranikah mereka menaruh kepercayaan hanya kepada Tuhan Yesus?
“Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.”(Mat 9:2). 

Didik, CM