Rm Marya SJ (rektor Seminari Mertoyudan, Magelang)
“Berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan”
(Rm 7:18-25a; Luk 12:54-59)
“Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.” (Luk 12:54-59), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
Di dalam perjalanan hidup dan tugas pengutusan kita senantiasa ada tanda-tanda kehadiran atau karya Allah, dan untuk itu sebagai umat beriman kita dipanggil untuk mendengarkan dan menanggapinya. Kami percaya kita juga sering menghapi peristiwa atau orang yang tidak
sesuai dengan keinginan atau selera pribadi kita dan ada kecenderungan bagi kita untuk memusuhi atau membencinya. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk berdamai dengan siapapun dan apapun, maka untuk itu lihatlah dan imanilah apa yang baik di dalam diri saudara-saudari kita maupun lingkungan hidup kita, sebagai tanda kehadiran dan karya Allah.
Dengan kata lain marilah kita senanitiasa berpikiran positif atau baik kepada orang lain maupun lingkungan hidup kita, dan percayalah bahwa apa yang baik dan positif lebih banyak daripada apa yang buruk dan negatif. Pertama-tama dan terutama kami harapkan dalam mendidik atau
membina anak-anak atau peserta didik hendaknya senantiasa mengembangkan dan memperdalam apa yang baik dan positif dalam diri mereka, dengan kata lain senantiasa berpartisipasi dalam karya penciptaan Allah. Hidup berdamai dengan siapapun dan apapun hemat saya lebih nikmat, mempesona dan menarik dari pada membenci atau memusuhi.
Kepada mereka yang pada saat ini masih membenci atau memusuhi sesuatu atau orang, kami harapkan segera berdamai, sebelum meninggal dunia atau dipanggil Tuhan. Berdamai atau bersahabat dengan siapapun dan apapun ketika dalam perjalanan kita menemui kesulitan atau tantangan akan segera memperoleh bantuan atau pertolongan. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa apapun yang dikatakan atau dilakukan orang lain terhadap diri kita adalah wujud kasih mereka kepada kita, maka tanggapi dengan penuh syukur dan terima kasih.
“Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka
akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.” (Rm 7:20-23). Kutipan ini kiranya mengingatkan kita semua bahwa nafsu atau keinginan anggota-anggota tubuh kita pada umumnya adalah berbuat
jahat atau melakukan dosa. Maka dengan ini kami ajak anda sekalian untuk dengan rendah hati dan bantuan rahmat Allah berusaha mengendalikan derap langkah anggota-anggota tubuh kita senantiasa sesuai dengan kehendak dan perintah Allah. Marilah kita atur
nafsu-nafsu atau gairah-gairah kita sedemikian rupa sehingga teratur sebagaimana dikehendaki oleh Allah. Godaan atau rayuan untuk berbuat dosa atau melakukan apa yang jahat pada masa kini memang sungguh marak dan cukup banyak orang terjatuh kedalam dosa atau perbuatan jahat mengikuti godaan atau rayuan tersebut. Anak-anak atau generasi muda
masa kini sungguh telah terkuasai oleh hiburan-hiburan yang tidak sehat, entah berupa bacaan atau tontonan di internet dst.. Maka dengan ini kami berharap dan berpesan kepada anak-anak dan generasi muda untuk senantiasa menikmati hiburan yang sehat serta jauhkan aneka
hiburan yang tidak sehat. Untuk itu hendaknya jangan hidup menyendiri di kamar saja asyik dengan permainan game di internet, melainkan bergaullah dengan teman-teman anda seraya menikmati hiburan-hiburan sehat. Kepada para orangtua kami harapkan sungguh memperhatikan
anak-anaknya dalam hal hiburan ini, dan jangan biarkan anak-anak mencari hiburan hanya mengikuti selera pribadinya.
“Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu. Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.” (Mzm 119:66.68)