Luke 19:45 – 48
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, 46 kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” 47 Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, 48 tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Kita mudah membayangkan bagaimana ketika orang merusak dan menistakan rumah ibadat, karena persoalan kebebasan beragama menjadi salah satu masalah besar di Indonesia. Hati kita teriris ketika orang membakar, merusak, dan menutup tempat ibadah karena mereka tidak suka dan menganggap tindakan itu sebagai hal yang benar.
Hari ini Yesus marah dan sedih ketika orang memakai tempat ibadah untuk berjualan dan melakukan transaksi bisnis. Orang mencari keuntungan ekonomi dengan menipu sehingga Yesus berkata kalau rumah ibadat telah dijadikan sebagai sarang penyamun.
Banyak orang terpikat pada kata-kata Yesus yang jujur dan tegas ini. Mereka ingin mendengarkan Yesus yang berbicara dan mengajar mengapa? Karena mereka menemukan sabda Allah dalam dirinya. Kata-katay ang didengarkan itu masuk dalam hati dan membuat orang meyakininya. Henri Nouwen berkata bahwa Hati manusia adalah pusat dari hidupnya, tempat suci bagi semua orang dimana Allah tinggal dan kita diundang hidup bersama Allah. Sebagaimana pikiran turun ke hati lewat kontemplasi dan meditasi, begitu juga inti identitas manusia dapat bergerak maju seturut gambar Allah. Lewat latihan spiritual dan doa, manusia masuk dalam pikiran dan hati Tuhan.
Hati adalah tempat pertemuan Allah dan manusia, pertemuan antara surga dan dunia, dimana hati manusia secara mistik disatukan dengan hati Allah. Ketika orang menemukan Allah dalam hati, ia akan melihat dunia dan orang lain dengan mata dan hati Allah. Hati dan mata Allah itu ditemukan dalam diri Yesus Kristus yang memberikan diri pada semua orang terutama pada orang yang miskin, tersingkir, dan tak terperhatikan.
Semoga sabda Allah juga memikat hati kita dan membuat kita berubah karena menemukan Allah dalam hidup ini.
Dalam renungan, saya digugah Roh Kudus dan diingatkan bahwa pusat hati saya yang seharusnya yang Maha kuasa bertahta, kata Santa Teresa Avila, sering saya kesampingkan dan mentahtaka “aku”, karena saya sering kali self centered bukan Christ centered; dan menjadikan hati saya sarang penyamun dengan kesombongan, dosa2 tidak menjalankan hukum cinta kasih terhadap sesama.
Tuhan ampuni saya, saya berjanji dengan bantuan Roh Kudus agar saya bisa lebih Christ centered, amin
Ytk. Bpk. Robert Tango,
Terima kasih atas sharing bapak yang jujur. Tidak banyak atau sangat jarang orang yang bersedia mengakui kekurangan atau kesalahannya, dan sharing pak Roby Tango ini membuka hati dan pikiran saya, bahwa saya juga mempunyai kekurangan seperti yang Bapak rasakan, bahkan lebih besar lagi. Semoga Tuhan mengirimkan Roh KudusNya agar saya boleh dikuatkan dan diberi kebijaksanaan. Terima kasih.