Posted by admin on November 22, 2013
Posted in renungan | Tagged With: Romo Antonius Galih | 2 Comments
Posted by admin on November 21, 2013
Posted in renungan | Tagged With: Romo Antonius Galih
Posted by admin on November 20, 2013
Posted in renungan | Tagged With: Romo Antonius Galih
Luke 19:11-28
Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. 12 Maka Ia berkata: “Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali. 13 Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. 14 Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami. 15 Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. 16 Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. 17Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. 18 Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. 19Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota. 20 Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. 21 Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur. 22 Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. 23 Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya. 24 Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. 25 Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina. 26 Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. 27 Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.” 28 Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Bacaan hari ini masih berkisah soal perjalanan Yesus ke Yerusalem. Dia memberi perumpamaan soal tuan yang mempercayakan harta benda pada para pegawainya. Salah satu poin penting dari perumpamaan itu : “Siapa yang memiliki banyak, akan diberi lebih banyak.”
Kata-kata ini sepertinya jargon yang berlaku dalam dunia bisnis. Orang yang punya modal banyak akan mendapat keuntungan semakin banyak. Sebaliknya, orang yang tak punya modal hanya akan menerima sedikit keuntungan, bahkan sering tak mendapat sama sekali.
Dalam kehidupan rohani, orang yang punya rasa cinta kasih, bila kasihnya dipraktekkan, ia akan semakin banyak punya rasa cinta. Orang yang terbiasa berdoa, semakin banyak keutamaan doa diberikan padanya. Dengan memakai apa yang kita punya, kita akan mampu mengembangkan dan membuatnya berlipat ganda.
Sebaliknya, Lukas juga mengingatkan bahwa “mereka yang tidak punya, apapun yang ada padanya akan diambil” (8:18). Orang yang tidak mau mengembangkan hidup rohaninya akan kehilangan juga potensi lain yang ada padanya. Tuhan tak mau mempercayakan hartaNya pada orang yang tak mau mengembangkan dan membuat berguna untuk sesama dan dirinya.
Mari kita bermenung, apa yang sudah Tuhan percayakan padaku dan aku kembangkan? Bagaimana aku menggunakannya, untuk kebaikan sesama?
Posted by admin on November 19, 2013
Posted in renungan | Tagged With: Romo Antonius Galih
Posted by admin on November 9, 2013
Posted in renungan | Tagged With: 1 Corinthians 3:9-11, fondasi iman, kita ladang Allah, Romo Antonius Galih
Dedication to the Basilica Lateran
1 Corinthians 3:9-11 kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
Basilika Lateran adalah salah satu dari 4 basilica terpeting di Roma. Gereja ini menjadi tempat resmi uskup Roma menunaikan tugasnya sebagai uskup. Nama Lateran diambil dari nama keluarga Laterani, pemilik tanah dimana Basilika diresmikan pada tahun 321 oleh
Paus Silvester I.
Basilika ini dibangun 4 kali setelah dirusak oleh Vandal pada abad ke 5. Kerusakan besar terjadi setelah bangunan gereja rusak karena gempa. Dua kali api merusak Gereja pada abad ke 14. Salah satu bagian menarik dari basilica ini adalah Tangga Suci. Menurut tradisi Katolik, Santa Helena, ibu Konstantin I, membawa tangga dari pretorium Pontius Pilatus di Jerusamem ke Roma. Tangga kayu ini dipercaya menjadi tempat saat Yesus menerima hukuman mati dari Pilatus.
Apa hubungannya perayaan pemberkatan basilica di Roma dengan hidup kita? Bangunan Gereja adalah symbol dari komunitas hidup beriman yang percaya pada Allah. Paulus berkata dalam bacaan hari ini, kita adalah ladang Allah, dan diatas kita dibangun Gereja. Fondasi yang kuat harus dibangun agar bangunan iman kuat dan tahan terhadap segala ancaman.
Tiap orang harus memperhatikan bagaimana membangun fondasi bagi imannya. Tidak ada dasar lain bagi fondasi iman kita selain Yesus Kristus. Semoga bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa saat kita memiliki fondasi iman yang kuat, kita tak akan mudah goyah dalam kesulitan dan godaan. Sebaliknya, bila fondasi lemah, bangunan akan mudah hancur.
Seberapa kuat fondasi iman kita?