Kis 2:36-41
Mzm 33
Yoh 20:11-18
Kisah Maria Magdalena dalam Injil Yohanes agak unik dibanding Injil yang lain. Yohanes menceritakan bahwa Maria sendirian mengunjungi makam Yesus. Setelah menemukan bahwa batu penutup makam telah terbuka dan memberitahukan para murid yang lain, dia tinggal sendiri dan menangisi nasib jenazah gurunya yang hilang. Bayangkan, Sang Rabbi yang dikasihinya yang beberapa hari lalu harus dia saksikan sendiri disiksa dan wafat di kayu salib, sekarang jenazahnya pun hilang. Apakah masih kurang musibah yang sudah datang berturut-turut pada kelompok pengikut Yesus? Maria tidak kuat lagi menahan semuanya. Segala keputusasaannya tertumpah dalam tangisannya di makam Yesus hari itu.
Tapi tiba-tiba muncul seseorang yang Maria pikir adalah tukang taman. Dia pun mengadu kepada orang itu tanpa mengenali siapa dia. Hanya ketika Yesus memanggil namanya, “Maria!” maka sadarlah dia bahwa orang itu adalah gurunya sendiri dan dia berteriak setengah tidak percaya setengah bersukacita, “Rabboni!” Dapat dibayangkan bagaimana perasaan hati Maria saat itu. Orang yang dikasihinya, yang dia pikir sudah mati, sekarang berdiri di depannya dan berbicara dengannya.
Maria tidak mengenal Yesus sampai namanya dipanggil. Yesus sang Firman sendiri, berfirman pada Maria dan firman itulah yang menyentuh sesuatu dalam lubuk hatinya sehingga dia mengenali Yesus.
Dulu waktu saya sekolah Minggu di Indonesia kami diajarkan lagu: Dengar Dia panggil nama saya, dengar dia panggil namamu.” Tuhan selalu memanggil kita dengan penuh keakraban, seperti seorang sahabat yang sungguh dekat. Dengan mendengar suaraNya memanggil nama kita, ada sesuatu yang bergetar dalam lubuk hati kita. Ini panggilan hidup kita, tidak lain untuk lebih dalam masuk ke hubungan kasih Allah Tritunggal. Manusia diciptakan oleh Tuhan dan akan kembali pada Tuhan. Kita sudah dipanggil. Apa jawaban kita?
