Gems fam2012a

Bacaan I : Kisah Para Rasul 6:1-7
Bacaan Injil : Yohanes 6:16-21

Dua tahun lalu saya mendapat email yang menyentuh dari seorang sahabat di Brisbane, seorang Ibu dari dua anak kecil yang lincah dan lucu, Jasmine dan Alvin.

Dear Romo Ardi dan Romo Vincent,

Just before bed tonight Alvin prayed for you.
“Lord Jesus, please bless our friends, Romo Ardi and Romo Vincent, hope they always happy and safe. Help them every day to do their job, and hope nobody won’t get lost or get hurt. Amen”

After pray, I asked him, why do you pray for Romo so he won’t get lost?
He said: It’s scary, mom. When you get lost, nobody’s around you and you just cry. But when somebody’s found you, you’ll be so so happy.

Yesterday, he experienced lost in the crowds. We’ve panicked and started looking for him, but actually he just a couple steps in front of us and started crying.
So, make sure you’re not lost, and you can help others who’s lost to find their way home.

Pengalaman Alvin sebagaimana pengalaman para murid Yesus yang malam-malam naik perahu di danau menuju ke Kapernaum, diterpa badai, adalah pengalaman kita juga. Ada saat-saat kita merasa kehilangan arah, kehilangan horizon pandang. Saat itu kita tahu, tak ada guna kita berpegang pada kemampuan diri. Melawan kuasa alam, kedasyatan angin topan dan “kemarahan” gelombang air danau seperti dalam situasi para murid misalnya, jelas sia-sia. Mengandalkan pada kebijaksanaan dan keberanian sendiri yang sangat terbatas dalam situasi si kecil Alvin, juga jelas tidak membantu. Saat kita menghadapi ujian sekolah, mencari pekerjaan, mencari calon pasangan hidup, menemani anggota keluarga yang sakit berat atau teman yang stress, dll, kita tahu, tak bisa kita bergantung pada kekuatan sendiri.

Ketakutan dan kecemasan menjadi penanda batas kuasa kita, menjadi pengingat kita akan ketergantungan kita pada kekuatan yang lebih besar dari kita. Tak pernah kita layak jumawa, karena kita adalah mahluk yang tercipta, yang tergantung pada Sang Pencipta. Di sisi lain, kita dipanggil untuk percaya, Tuhan suka datang pada saat yang tak kita dugai lewat orang-orang sekitar kita dan bersabda: Jangan takut, ini Aku. Dia mencintai kita. Dia memperhatikan kita. Dia peduli pada kita. Sementara itu, mungkin kita yang dipanggil untuk menjadi wakilNya menunjukkan jalan pada orang sekitar kita dan berbisik: Jangan takut, ini aku. Siapkah kita? Semoga!