Apakah anda lapar akan “Roti hidup”? Orang-orang Yahudi selalu percaya bahwa Manna yang turun di padan gurun waktu orang-orang Yahudi keluar dari Mesir merupakan Roti dari Allah (Mazmur 78:24; Keluaran 16:15); Ada kepercayaan yang sangat kuat dari para Rabbi bahwa ketika Mesias datang Ia akan memberi manna dari surga. Ini merupakan karya terbesar dari nabi Musa. Sekarang para pemimpin Yahudi memaksa Yesus untuk membuat manna sebagai bukti atas klaimNya bahwa Ia adalah Mesias. Yesus merespon mereka dengan menegaskan bahwa bukan nabi Musa yang memberi mereka Manna melainkan Allah. Dan Manna yang diberikan kepada nabi Musa dan umat bukanlah sungguh-sungguh roti dari surga melainkan symbol akan roti yang akan datang.
Kemudian Yesus membuat klaim yang hanya Allah yang dapat berkata demikian, “Akulah Roti Hidup”. Roti yang ditawarkan oleh Yesus tidak lain dan tidak bukan adalah hidup Allah sendiri. Inilah Roti yang sejati yang hanya Allah yang dapat sungguh-sungguh mengeyangkan hati dan budi kita. Roti yang Yesus berikan pada Ekaristi tidak hanya menopang terus-menerus perziarahan kita menuju kerajaan Allah melainkan juga memberi kita rahmat ilahi yang luar biasa besar yang menopang kita terus-menerus unuk bertahan dalam kesetiaan kepada Kristus sekarang ini di dunia dan kelak untuk hidup keabadian. Ekaristi adalah makanan ilahi yang menyembuhkan baik fisik maupun jiwa kita.
Ada ksah seorang bayi dari suku Aborigin di benua Australia yang sakit parah dan dinyatakan oleh dokter setempat bahwa bayi tersebut akan segera meninggal. Melihat situasi kritis itu nenek dari bayi tersebut mengajak ibu bayi itu supaya memeluk erat-erat bayinya. Kemudian semua yang hadir mulai menyenandungkan lagu-lagu suku Aborigin yang konon biasa disenandungkan oleh dukun-dukun untuk mohon kesembuhan.Setelah semalam suntuk bayi itu berada di dalam pelukan ibunya dengan diiringi senandung penyembuhan, bayi itu sembuh dari semua penyakitnya.
Demikian juga di dalam Ekaristi, kita bersenandung memuliakan Allah dan kita dipelukNya sambal mendengarkan sabdaNya dan bersatu denganNya di dalam tubuh Kristus. Bukankah kita percaya bahwa kita bisa disembuhkan jiwa dan raga kita di dalam perayaan Ekaristi?