Bacaan I : Sirakh 44: 1.9-13
Injil : Markus 11: 11-26
Tujuan seseorang menanam pohon buah-buahan adalah agar dapat menikmati hasil buahnya. Jika pohon yang ia tanam tidak menghasilkan buah maka lebih baik pohon itu ditebang. Tapi apakah se-simple itu? Tentu saja tidak. Pohon yang tidak menghasilkan buah masih bisa menghasilkan oksigen, masih bisa memberikan kesejukan dari terik matahari, masih bisa pula digunakan sebagai sarana reservasi air dan lain sebagainya. Lantas apakah yang dibuat oleh Tuhan Yesus mengutuk pohon ara itu dapat dibenarkan? Tuhan memberikan ucapan demikian pertama-tama untuk memberikan pelajaran kepada para murid agar mereka dapat memetik makna di balik perkataannya, yaitu agar hidup mereka dapat menghasilkan buah yang baik bagi diri mereka sendiri dan sesamanya.
Buat apa kita hidup berlama-lama jika kita tidak menghasilkan buah yang baik bagi diri kita dan sesama kita? Bukankah ini wasting time? Maka benar perkataan Santo Paulus bahwa hidup kita, baik ataupun buruknya dapat dikenali lewat buah-buahnya. Jika hidup kita baik maka akan menhgsilkan buah yang baik dan menyehatkan. Namun bila hidup kita buruk maka akan mengasilkan buah yang tidak baik atau bahkan mungkin beracun. Maka bila kita ingin hidup kita menghasilkan banyak buah yang baik, kita harus tersambung dengan pokok hidup kita yaitu Tuhan. Allah Bapa kita adalah sumber kebaikan, bila kita tersambung padaNya maka hidup kita yang adalah kepanjangan dari Tuhan akan menghassilkan buah yang baik pula. Jangan sampai waktu kita di dunia ini habis tanpa menghasilkan hal-hal yang baik. Jangan sampai hidup kita menjadi layu dan kering bagaikan pohon ara yang karena ucapan Tuhan menjadi layu dan kering. Semoga karena rahmat Roh Kudus hidup kita menjadi berlimpah dengan buah-buah kebaikan. Amin. Tuhan memberkati.