Kel. 34:29-35; Yoh. 11:19-27- PW St. Marta, Perawan dan sahabat Yesus.
Dalam kisah perjumpaan Yesus dengan keluarga Marta dalam Injil yang kita dengarkan hari ini tampak Bagaimana Yesus sangat prihatin dengan keluarga tersebut karena meninggalnya Lazarus saudara Marta. Yesus datang memberikan pengiburan sejati dengan membangkitkan Lazarus. Karena Yesus mengetahui bahwa dalam keluarga itu dan juga dalam komunitas yang percaya kepada Yesus, peran Lazarus masih sangat dibutuhkan.
Dari kenyataan itu kita bisa membayangkan Bagaimana perasaan kehilangan itu meliputi seluruh keluarga dan komunitas. Perasaan kehilangan semakin diperburuk dengan ketakutan dan kegelisahan karena penopang kesejahteraan keluarga dan komunitas telah pergi untuk selamanya. Dengan kata lain, selain perasaan berduka mereka itu juga mengalami kekuatiran akan masa depan; yang ada dalam benak mereka adalah kesulitan-kesulitan belaka.
Dalam keadaan tersebut Yesus datang memberikan penghiburan. Yesus berinisiatif untuk membantu setelah Ia mendengar musibah yang melanda keluarga dan komunitas tersebut. Bantuan Yesus dengan membangkitan kembali Lazarus tidak hanya sebuah penghiburan murahan, namun justru keselamatan. Keselamatan akan hal-hal di dunia ini: keutuhan keluarga, terjaminnya kembali kelangsungan pekerjaan yang menopang kebutuhan- kebutuhan dasar manusia, terpeliharanya kembali iman komunitas akan Yesus Kristus yang dipersaksikan oleh salah satu sahabat dekat Yesus sendiri.
Juga kisah mukjijat kebangkitan Lazarus ini dimaksudkan oleh Yesus untuk menegaskan kembali siapa Dia sebenarnya. Ia adalah Tuhan atas hidup dan kematian karena Ia adalah Firman dan dengan Firman itu segala sesuatu dijadikan termasuk hidup umat manusia. Yesus yang kita Imani adalah Pencipta segala sesuatu.
Iman yang demikianlah yang akan menopang kita untuk tetap setia kepada Yesus. Kita hidup di masa yang sering iman akan Yesus hanyalah sekedar untuk tampak sebagai orang baik atau supaya menjaga perasaan keluarga maka saya datang ke Perayaan Ekaristi bersama keluarga agar keutuhan keluarga tampak di mata orang lain, padahal hati saya tidak berada di sana, di dalam perayaan Ekaristi itu.
Kita perlu belajar dari kedekatan hati yang mencintai Yesus dari keluarga Marta dalam Injil. Maka yang pokok untuk memiliki iman pribadi akan Yesus adalah kedalaman cinta kepada Yesus Kristus yang kita ungkapkan dalam doa-doa pribadi dan perayaan Ekaristi dan kita wujudkan dalam berbela rasa dan peduli akan kebutuhan sesama yang kekurangan.
Hendaknya kita datang kepada Yesus bukan hanya ketika kita membutuhkan pertolongan agar kita dihibur; kita juga datang kepada Yesus dalam perayaan Ekaristi bukan karena obligasi moral dan demi nama baik kita sendiri dan keluarga, melainkan, kita datang kepada Kristus karena kita cinta Tuhan.