Hari Raya Peringatan Santo Hieronimus
Nehemia 2:1-8
Mazmur 137
Lukas 9:57-62
Anda mungkin masih ingat film Sister Act. Salah satu adegan terkenalnya adalah ketika Whoopi Goldberg yang menyamar menjadi seorang suster menyanyikan lagu I Will Follow Him dengan koor para suster lainnya. Suatu lagu yang bersemangat sampai-sampai Sri Paus yang menyaksikannya dari balkon gereja ikut bertepuk tangan mengikuti irama.
Menjadi pengikut Kristus adalah kata-kata yang hampir setiap hari diucapkan oleh orang Kristen. Tapi benarkah kita berani menjadi pengikutNya? Seperti bacaan Injil hari ini, hal itu tidaklah semudah yang kita bayangkan. Yesus mengatakan bahwa seperti diriNya sendiri, pengikutNya tidak akan mendapat tempat istirahat yang nyaman. Beberapa orang berubah pikiran dengan alasan mau mengurus keluarganya terlebih dahulu.
Beberapa tahun yang lalu saya menghadiri pentahbisan Uskup Weetebula (Sumba) Edmund Woga, SVD. Lagu pembukaan dalam misa pentahbisan adalah sebuah lagu gaya Sumba dengan refren: “Mari kita ikut Yesus, Sang Perintis Jalan.” Mengikuti Yesus berarti berani merintis jalan, berkarya dengan bentuk dan di tempat yang belum pernah kita tempuh sebelumnya. Kadang ini menakutkan dan penuh ketidakpastian, karena kita harus keluar dari pojok kenyamanan kita. Satu-satunya penguatan kita adalah keyakinan bahwa Yesus sudah lebih dulu merintis jalan, Dia selalu mendampingi kita.
Santo Hieronimus yang kita peringati hari ini adalah contoh seorang yang berani mengikuti panggilan Tuhan. Dia keluar dari kenyamanan seorang pejabat Gereja di Roma. Dia tinggal di sebuah biara di Yerusalem dan mengabdikan hidupnya untuk menerjemahkan Alkitab dari bahasa-bahasa aslinya ke dalam bahasa Latin supaya seluruh Gereja mempunyai terjemahan yang sama dan akurat. Nabi Nehemia dalam bacaan pertama hari ini meninggalkan pekerjaan enaknya sebagai pegawai di istana Raja Persia untuk kembali ke Israel dan membangun negerinya yang hancur karena perang.
Benarkah kita sungguh mengikuti Kristus? Hal apakah yang membuat kita terlelap dalam kenyamanan dan menghalangi kita untuk benar-benar menjawab panggilan Tuhan? Semoga kita semua diberi keberanian untuk terus maju dan pantang mundur.