Rabu, 30 Desember 2015
1John 212-17/Luk 2:36-40
Menjadi seorang anak yang berguna dan sukses merupakan mimpi setiap orang tua. Akan tetapi mimpi seperti ini berjalan dalam waktu. Sama seperti menanam padi atau kelapa. Si petani tidak bisa berharap bahwa esok dia akan langsung memanen padi atau buah kelapa. Dia harus mengairi sawah, memberi pupuk, membersihkan rumput, dan membiarkan tanaman padi itu bertumbuh. Si petani bekerja dan dalam hatinya ia berharap bahwa suatu saat ia akan panen dari sawah yang dikerjakannya sendiri. Demikian juga dengan petani kelapa. Ia harus menanam pohon kelapa itu dan merawatnya dengan baik, mengalirinya dengan air agar bisa membesar dan menghasilkan buah. Padi dan kelapa yang sudah berbuah dan matang lalu dipanen dan dimasak untuk keluarga. Si petani sukses dalam pekerjaannya sebagai petani karena padi dan kelapa yang ditanamnya berbuah dan ia bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Ia patut bergembira dan bersyukur karena pekerjaannya diberkati dengan hasil yang ia peroleh.
Demikianlah mimpi dan harapan yang dialami oleh Hana dalam kisah Injil hari ini. Ia seorang janda yang sudah tua. Ia berasal dari keturunan Asyer. Perkawinannya berjalan selama tujuh tahun. Setelah kematian suaminya ia terus mengabdikan hidupnya untuk Tuhan. Dengan sabar ia sabar menantikan keselamatan bagi Yerusalem. Ia tidak putus asa. Siang malam ia habiskan hidupnya hanya di bait Allah. Ia menantikan apa yang menjadi harapan setiap orang Israel yakni Mesias. Ia menanti dengan berdoa kepada Allah tanpa kenal waktu. Dia tak pernah meninggalkan rumah Tuhan. Selain berdoa dia juga berpuasa. Dua kebajikan ini dihayati dengan setia hingga masa tuanya. Usianya uzur oleh waktu tapi harapannya akan keselamatan yang dinantinya sepanjang hidup tak sedikitpun pudar. Doa dan puasa adalah korban dan kerja yang dipersembahkannya kepada Yang Maha Tinggi. Kesetiaannya dalam menanti akhirnya menghasilkan buah. Buah yang selalu dinanti-nantikan itu lahir dalam diri Yesus, Putra Maria dan Yusuf. Doanya diberkati dengan kelahiran Putra Allah sendiri. Yesus lahir dan diterimanya dengan sukacita besar. Yesus diterima oleh sisa-sisa Israel yang tidak pernah hilang harapan kepada Allah. Seperti Simeon, Hana adalah simbol suka cita Israel yang menyambut Emanuel, Sang Penyelamat. Yesus adalah tunas yang bertumbuh dari tunggul Isai; harapan yang dinanti berpuluh-puluh abad kini lahir dan menjadi suka cita Jerusalem. Hana bersyukur dan memuji Allah karena doa dan puasa, harapan yang dinantikan para nabi dikabulkan oleh Allah. Penantiannya tidak sia-sia karena dibalas oleh Allah dengan kasih dan sukacita abadi bagi semua orang dan seluruh ciptaan.