
Mark 4:15-17
Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka. Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja.
Sambungan dari wawancara Paus “Year of Mercy”
Apa pendapat anda kalau seseorang jatuh pada dosa yang sama terus?
Paus menjawab, ” Kalau seseorang jatuh pada kesalahan dan dosa yang sama terus secara konsisten, itu tandanya dia tak tahu bagaimana harus mengoreksi diri, dan tak tahu bahwa dia telah jatuh pada kesalahan yang sama. Saya senang mendengarkan pengakuan dosa anak-anak. Dosa-dosa mereka tidak abstrak, mereka mengatakan apa yang telah terjadi. Mereka membuat kita tersenyum. Mereka tahu apa yang telah mereka lakukan dan itu salah.
Ketika kesalahan yang sama terus terjadi dan menjadi sebuah habitus/kebiasaan, kita tak bisa tumbuh lagi dalam kesadaran hidup bersama Tuhan. Hal itu seperti kita tak lagi sadar kalau kita punya kesalahan dan dosa, atau tak tahu kalau kita sakit dan terluka, dan membutuhkan penyembuhan.
Hal yang berbeda kalau orang mengaku dosa yang sama, namun dia menderita karena dosa-dosanya, tak merasa lagi bisa berdiri tegak di atas kakinya. Banyak orang yang rendah hati mengaku dosa, dan mereka jatuh lagi pada kesalahan yang sama. Hal yang paling penting di sini adalah menyesalinya, dan berdiri lagi, bukan diam menjilati luka yang ada.
Tuhan yang mahabaik mengampuni kita dan memberi kesempatan kita untuk membaharui diri dan memulai lagi. Dia mencintai kita apa adanya dan ingin kita berdiri lagi. Dia ingin mengangkat kita dan mengulurkan tangan atas kita. Inilah salah satu tugas Gereja untuk menolong orang agar sadar bahwa tak ada sesuatu pun yang bisa membuat mereka berhenti. Selama kita masih hidup, selalu ada kesempatan untuk memulai hal baru. Apa yang perlu dilakukan hanyalah membiarkan Tuhan Yesus mengampuni kita.