Matthew 20:26-28

Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

16 Juli 1054, kardinal Humbert, kepala delegasi dari Roma meletakkan dokumen ex-komunikasi pada Gereja Ortodok Yunani di Hagai Sophia, Turki serakang ini. Roma mengeluarkan Gereja Ortodok dari komunitas Katolik karena mereka tidak mengakui ajaran tentang Kealahan Yesus yang diakui oleh Gereja Roma.

Beberapa waktu kemudian, Michael Cerularius, pemimpin Ortodok juga meng ex-komunikasi Gereja Katolik Roma karena tak mengakui pemimpin Gereja di Istanbul sejajar dengan Uskup Roma. Ortodok menolak ajaran Katolik Roma tentang penghapusan Alleluia dari masa prapaskah, menolak selibat bagi para imam, dan pemakaian roti tidak beragi dalam Ekaristi.

Keduanya saling meng-exkomunikasi! Tak ada yang mau mengalah sama sekali. Bahkan usaha untuk memperbaiki hubungan kedua Gereja dalam konsili Lyons 1274, dan konsili Florence 1439 tak membuahkan hasil. Pemisahan makin buruk saat Gereja Katolik Roma tak membantu mengirim pasukan Kristen, dan mengakibatkan Kekristenan runtuh di wilayah Turki tahun 1453 karena dikalahkan tentara Muslim.

Gereja Ortodok mengadakan konsili Konstantinopel tahun 1484 yang menolak sepenuhnya kesatuan dengan gereja Katolik Roma. Semenjak saat itu, kedua aliran Gereja tak pernah bersatu lagi.

Setelah 1000 tahun lebih, kedua pemimpin Gereja tak pernah bertemu; tanggal 12 Februari 2014, untuk pertama kalinya Pemimpin Gereja Ortodok Rusia Patriak Kirrill bertemu Paus Fransiskus di bandara Kuba selama 2 jam.

Dengan sengaja Cuba dipilih sebagai tempat Netral, bukan di Eropa yang menjadi wilayah Gereja Roma. Pertemuan itu diadakan setelah Paus Fransiskus berkata pada Patriak bulan November 2014, “Aku akan menemuimu dimanapun kamu inginkan!”

Pertemuan bersejarah itu terjadi karena kerendahan hati Paus untuk mau menemui Patriak Rusia ditempat yang ditentukan oleh Patriack Kirrill. Relasi yang selama 1000 tahun beku, tiba-tiba mencair dan menimbulkan harapan akan perbaikan hubungan antar dua Gereja.

Perbaikan relasi bisa terjadi kalau orang mau rendah hati dan mengalah! Namun orang jarang mau karena selalu berfikir, “mengalah dan menuruti kehendak lawan berarti kita kalah!” Tidak demikian dengan Paus Fransiskus!