Rabu, 19 Oktober 2016

Inspirasi: LUKAS 12:39-48

12:39 Ingatlah ini! Seandainya tuan rumah tahu jam berapa pencuri akan datang, ia akan menjaga supaya pencuri tidak masuk ke dalam rumahnya. 12:40 Sebab itu kalian juga harus bersiap-siap, karena Anak Manusia akan datang pada saat yang tidak kalian sangka-sangka.” 12:41 “Tuhan, apakah pelajaran itu Tuhan tujukan kepada kami atau kepada semua orang?” tanya Petrus. 12:42 Tuhan menjawab, “Siapa pelayan yang setia dan bijaksana sehingga diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas pelayan-pelayan lain supaya ia memberi mereka makan pada waktunya? 12:43 Alangkah bahagianya pelayan itu apabila tuannya kembali dan mendapati dia sedang melakukan tugasnya! 12:44 Percayalah: Tuan itu akan mempercayakan segala hartanya kepada pelayan itu. 12:45 Tetapi kalau pelayan itu berkata dalam hatinya, ‘Tuan saya masih lama baru kembali,’ lalu ia memukul semua pelayan dan makan minum sampai mabuk, 12:46 maka tuannya akan kembali pada hari dan jam yang tidak disangka-sangka. Dan pelayan itu akan dihajar habis-habisan oleh tuannya serta dijadikan senasib dengan orang-orang yang tidak taat kepada Allah. 12:47 Pelayan yang tahu kemauan tuannya, tetapi tidak bersiap-siap dan tidak melakukan kehendak tuannya itu, akan dicambuk dengan keras. 12:48 Tetapi pelayan yang tidak tahu kemauan tuannya, kemudian melakukan sesuatu yang salah sehingga harus dicambuk, akan dicambuk dengan ringan saja. Sebab orang yang sudah diberi banyak, daripadanya akan dituntut banyak juga. Dan orang yang sudah dipercayakan banyak, daripadanya akan dituntut banyak pula.”

Refleksi:

Dua perumpamaan sederhana dari cerita Injil hari ini membuka mata hati kita tentang betapa mendesaknya menanti Tuhan dengan hati yang penuh kesiapan dan dengan sikap iman yang takwa dan tahu berterima kasih.

Kejahatan senantiasa mengintai dalam kehidupan kita. Dan kejahatan itu bisa berasal dari luar tetapi juga berasal dari hati kita sendiri. Selama kita hidup, kita akan berjuang untuk membiarkan hati kita menuntun kita berjalan pada jalan yang benar atau membiarkan hati kita dipengaruhi oleh bujukan-bujukan yang sifatnya jahat dan tersamar, penuh dengan pengelabuan untuk turut kehendak sendiri dan menyimpang dari jalan Tuhan. Yesus mengajak kita untuk tetap berjaga-jaga karena kejahatan dapat memangsa kita di kala kita lengah. Yesus mengingatkan kita karena Dia tahu betapa kejahatan bisa tampil dalam wajah yang serba manis dan penuh kenikmatan. Yesus sendiri tahu bagaimana sesungguhnya wajah kejahatan karena dia pernah dicoba tiga kali di padang gurun, karena dia pernah jatuh tiga kali di bawah kaki salib yang berat. Dalam saat-saat yang penuh cobaan dan tantangan, di sanalah kita diuji dan ditempa, apakah kita kuat untuk berkata tidak kepada kejahatan ataukah kita takluk dan tunduk di hadapannya.

Hal yang paling utama untuk diingat dan dicamkan adalah bahwa Tuhan tidak pernah pergi meninggalkan kita. Dia senantiasa menjaga dan menyertai kita. Dia selalu setia meskipun kadang kita tidak setia. Dia mencari kita sekalipun kita sering kali tidak membiarkan diri dicari oleh Tuhan. Mari kita belajar dari Guru Agung kita Yesus Kristus. Kita tidak sempurna. Kadang kita terantuk dan jatuh. Namun sebagaimanan Yesus dicoba dan Dia tetap bertahan, sebagaimana Yesus jatuh dan Dia bangkit kembali, mari kita belajar perlahan-lahan untuk menjadi sempurna dalam hal-hal yang sepele, kecil dan sederhana. Kalau kita jatuh jangan putus asa. Bangun lagi dan terus berusaha meneladani Kristus. Amin.