Kesetiaan sebagai hamba 

Mat 24:42-51 

 

Kesetiaan dan sikap iman saling berkaitan. Seorang yang beriman akan teruji kesetiaannya ketika menghadapi kesulitan atau goncangan. Untuk mememihara kesetiaan itu dibutuhkan sikap iman akan Allah yang maha Kasih dan Setia. Tak jarang kesetiaan itu akan menjadi luntur ketika kita mulai kurang percaya dan ketika kita mulai jarang berkomunikasi dengan Allah.  

Bacaan Injil hari ini mengundang kita untuk merenungkan sikap berjaga dan siap sedia seperti seorang hamba yang menunggu kedatangan tuanNya. Kisah ini sebetulnya ingin menggambarkan bagaimana Tuhan pertama-tama mengajarkan tentang kebebasan yang sekaligus dibarengi dengan sikap tanggung jawab. Kebebasan itu berarti kesetiaan terhadap hati nurani dan akal budi yang senantiasa menuntun kita kepada kebenaran. Namun yang terjadi kita mulai memilih jalan ketidaksetiaan dan melalaikan diri dengan apa yang menjadi tanggung jawab kita. Apakah yang hendak Yesus ajarkan dengan perumpaan mengenai pencuri yang datang pada tengah malam dan apa kaitannya dengan Kerajaan Allah ? Pencuri itu menggambarkan suatu kejahatan atau kecenderungan berbuat dosa yang bercokol dalam diri manusia. Perumpaan ini mengajarkan akan pentingnya sikap waspada dan berjaga-jaga. Roh jahat tidak meminta atau mencuri sesuatu dari kita, dia cukup membujuk kita untuk membiarkan supaya kita melanggar dan tidak ketaatan kepada Allah. Kewaspadaan sebenarnya adalah salah satu tindakan ketaatan dan kesetiaan. Allah senantiasa berkenan tinggal dalam hati kita. Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” (Wahyu 3:21). Godaan atau bujukan roh jahat itu akan lemah bila dilawan dan akan menjadi garang bila didiamkan, demikian kata Santo Ignatius dari Loyola. 

 

“Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah memikat hati kami dan menjadi milikMu. Ambillah hidup kami dan seluruh yang kami punyai dan semoga kami bersukacita karena Engkaulah harta milik kami. Buatlah kami kuat akan iman kepadaMu dan tetap setia dan berpengharapan serta murah hati. Semoga cintaMu mendorong kami untuk memuji dan memuliakan NamaMu.”