Selasa, 26 September 2017

[Ezr. 6:7-8,12b,14-20; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5; Luk. 8:19-21]

 

SIAPAPUN BISA MENJADI BAGIAN DARI KELUARGA ALLAH

 

Untuk menjaga keakraban dalam satu angkatan, kami di seminari biasanya mengadakan kunjungan ke keluarga salah satu rekan angkatan. Semenjak saya berada di seminari, hampir selama 13 tahun, entah sudah berapa kali rumah saya dikunjungi. Tentu oleh rekan-rekan yang berbeda-beda, termasuk juga Romo pembimbing yang berbeda-beda pula. Namun, yang sangat menarik, sesuai dengan tujuannya untuk menjalin keakraban, kami lalu menganggap satu sama sebagai satu keluarga. Saya pun menganggap orang tua rekan seangkatan saya seperti orang tua saya sendiri. Demikian juga rekan-rekan seangkatan saya menganggap orang tua saya sebagai orang tua mereka juga. Bahwa rasa syukur yang dipanjatkan adalah bahwa hidup panggilan telah membawa kita pada semakin luasnya saudara dan tali persaudaraan, bukan sekedar keluarga dalam ikatan ‘darah’ namun siapa pun yang kita jumpai, yang senantiasa membawa dan menawarkan kasih kepada kita. Dalam hal ini adalah orang tua dan keluarga rekan-rekan angkatan kami.

 

Hari ini kita mendengarkan kisah ketika Yesus diberitahukan bahwa ibu dan saudara-saudaraNya mencari Dia, Yesus menanggapi dengan mengatakan: “IbuKu dan saudara-saudaraKu ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” Yesus hendak membuka kemungkinan baru bahwa relasi dan kedekatan denganNya tidak lagi ditentukan lagi oleh pertalian darah, tetapi oleh relasi pribadi dengan Allah sendiri. Yesus menghendaki bahwa ‘saudara-saudara’-nya cukup ditentukan oleh mereka yang dengan hati terbuka mendengarkan dan melaksanakan sabda Allah di mana pun. Maka, dengan demikian, siapa pun bisa menjadi anggota keluarga Allah. Semoga, kita pun semakin mampu membuka diri untuk membangun relasi yang kuat dan mendalam dengan Allah, karena Allah sendiri juga telah membuka diri bagi siapa pun. Kita hanya perlu untuk terus berbuat kasih, tanpa pamrih dan tanpa terkecuali kepada sesama kita, karena setiap dari kita memang dipanggil untuk menjadi bagian dalam keluarga Allah sendiri.

 

Selamat pagi, selamat menjadi bagian dari keluarga Allah. GBU.