Jumat Agung, 30 Maret 2018  

Bacaan: Yesaya 52:13-53:13; Yohanes 18:1-19:42  

 

“Sudah selesai” … itulah perkataan Yesus yang terakhir di kayu salib, lalu Ia menyerahkan hidupNya dan wafat. Pada hari ini seluruh Gereja merayakan Wafatnya Tuhan Yesus, setelah melalui siksaan dan penderiataan yang sangat berat. Perjalanan akhir hidup Yesus memang sungguh berat, bukan hanya beban fisik yang harus diterimaNya, namun juga serangan berupa hojatan, perdebatan yang diajukan kepadaNya. Namun sikap Kasih tetap menjadi utama di dalam pribadi Yesus hingga wafatNya. Kita bersedih dan berduka dan masih terus terulang duka kita itu. Namun Tuhan Yesus akan mengatakan yang sama juga, seperti yang dikatakanNya kepada para wanita yang menangisiNya, ‘Jangan tangisi Aku, namun tangisilah dirimu sendiri’. Tampaknya perkataan Yesus itu kasar, namun Yesus mau menunjukkan kebenaran, juga kepada kita sekarang ini. Tuhan tidak perlu dikasihani dan ditangisi, namun dosa dan kesalahan kitalah yang perlu kita tangisi, sesali dan perbaiki.  

 

Dengan mengatakan, ‘sudah selesai’, Yesus menutup dan menyelesaikan perjalananNya di dunia ini dalam rangka melakukan kehendak BapaNya. Semuanya telah Yesus lakukan dan sekarang Ia menyerahkan seluruhnya juga hidupNya ke dalam tangan Bapa. Maka sekarang Bapa yang akan bertindak, apakah semua yang dilakukan Yesus selama ini akan ditrima atau tidak. Walaupun bagi Yesus semuanya sudah selesai, ternyata tidak demikianlah bagi manusia, karena seorang prajurit menombak lambung Yesus yang telah wafat. Pengorbanan Yesus sungguh sampai tuntas dan total, seluruh hidupNya dipersembahkanNya kepada Bapa. Dari lambung yang ditombak itu mengalirlah darah dan air, yang menjadi tanda nyata mengalirnya kehidupan Yesus bagi semua manusia.  

 

Tampaknya kematian Yesus ini merupakan kegagalan perjuanganNya untuk membebaskan manusia dari dosa. Seolah-seolah semua yang diperjuangkan oleh Yesus menjadi sia-sia dan bahkan menghancurkan diri Yesus sendiri. Memang fokus permenungkan kita ada pada Yesus yang wafat di salib. Jika kita memandang Yesus yang wafat itu, maka kita dapat melihat bahwa dosa-dosa kita semua telah dipakukan di salib itu. Dari salib itu kita dapat mendengar sekali lagi jeritan Yesus kepada kita semua, “Mengapa kalian menyalibkan Aku? Kesalahan apa yang telah Kuperbuat kepadamu?”. Jawaban apa yang akan kita berikan kepada Yesus pada hari ini? Saatnya kita masuk ke dalam diri kita masing-masing dan jawablah pertanyaan Yesus itu, apakah memang Dia bersalah atau kita yang bersalah? Inilah Jumat Agung, karena Misteri besar telah terjadi. Yesus yang telah memberikan Tubuh dan DarahNya untuk menjadi santapan, hari ini Ia mewujudkannya dengan memberikan Tubuh dan DarahNya secara total untuk manusia berdosa, kita semua, di atas kayu salib. 

Tuhan memberkati.