
Sia-sialah iman kita kalau Kristus tidak bangkit!
Renungan Paskah vigil
By Antonius Galih Arga Pr
Pengajar Kitab Suci Perjanjian Baru, Fakultas Teology Wedhabakti
Walaupun seseorang sudah siap dipanggil Tuhan, tentulah ada secuil dalam hatinya rasa takut untuk mati. Mengapa orang takut mati? Kematian adalah peristiwa final yang tak terhindarkan. Karl Jasper seorang filsuf existensial menyebut kematian sebagai peristiwa ambang batas total yang membuat orang terpisah seluruh hidupnya dari dunia, dari sejarah, dari relasi dan dari dirinya sendiri. Orang takut mati karena dia tak bisa membuat sejarah lagi, tak lagi bisa berkuasa atas dirinya sendiri, sebaliknya kematian yang menguasainya. Orang takut mati karena tak tahu apa yang terjadi setelah mati, dan tak bisa mengantisipasi.
Bacaan Ekaristi malam ini yang dimulai dari kisah penciptaan mengantar kita pada refleksi mengapa kematian menjemput setiap manusia. Sejak dari semula, Allah merencanakan keselamatan bagi semua ciptaan. Hal itu ditunjukkan dengan setiap kata yang sama dari akhir penciptaan, “semua itu baik adanya!” Ketika sampai pada puncak penciptaan, Adam dan Hawa, Allah menyebutkan kalau ciptaanNya “Sungguh amat baik.” Namun mahkota ciptaan Allah ini membuat tujuan penciptaan hancur. Mereka merusak dan membuat dunia jatuh dalam dosa.
Kalau ditelusuri, asal dari dosa masuk kedunia dimulai dari Kejadian bab 2 ketika manusia ingin menjadi seperti Allah, menguasai semua dan berkuasa seperti Tuhan sendiri. Namun ketika mereka diminta bertanggung jawab, semua mengelak dan menyalahkan yang lain. Adam menyalahkan Hawa, dan istrinya menyalahkan ular. Ular tak bisa menyalahkan dirinya sendiri karena dialah sumber dari kejahatan. Santo Paulus menyatakan kalau buah dari dosa manusia adalah kesengsaraan yang berakhir pada maut.
Dalam terang kebangkitan Kristus, dosa adam dan hawa itu dipandang tidak melulu negatif. Dalam Exsultet dinyanyikan, “Bawasanya perlu dosa Adam untuk memperoleh Kristus, sungguh mujur kesalahan itu sebab memberi kita penebus!” kutipan lagu itu merangkum isi bacaan Ekaristi dan perayaan Paskah. Kita yang hidup dalam lingkaran dosa, lalu mati karena dosa diberi sebuah pengharapan baru dengan kebangkitan Kristus. Sebelum Kristus bangkit, kematian berjaya atas manusia karena kita berdosa. Karena kebangkitan Kristus, kuasa dosa dan kematian dihancurkan, dan kita diberi harapan dan hidup kekal.
Liturgi malam ini membawa simbol terang yang mengalahkan kegelapan. Kebangitan Yesus meyakinkan orang beriman bahwa kematian bukanlah akhir segalanya, tapi awal dari kehidupan baru bersama Kristus. Dasar iman Kristen ada dalam peristiwa kebangkitan Tuhan yang kita rayakan sekarang ini. Mereka yang sedang menghadapi bahaya maut, diberi kekuatan baru dalam kekuatan kebangkitan Kristus. Tak perlu takut akan kematian yang menghadang karena Kristuslah yang akan bersama kita membuat sejarah. Kristus pula yang akan menguasai diri kita, bukan kematian. Misteri Paskah membawa dua nilai utama Injili: harapan dan iman.
Bacaan Injil malam ini mengisahkan Maria Magdalena dan teman-temannya pergi ke makam. Di awal kisah, Markus memulai dengan indah setting kisah penampakan pertama terjadi pada “menjelang menyingsirlah fajar hari pertama minggu itu.” Paskah ditandai dengan kemunculan matahari pagi, cahaya yang mengalahkan kegelapan malam, dan itu terjadi pada hari pertama minggu. Orang Yahudi membuat hari minggu pagi sebagai hari pertama. Sampai saat ini kalau kita tinggal dalam komunitas orang Yahudi, hari Minggu kita adalah hari Senin bagi mereka. Minggu adalah awal orang bekerja setelah libur Sabat yang dimulai dari Jumat pkl. 18.00 sd Sabtu pkl. 18.00.
Kematian Yesus terjadi pada hari Sabat, saat orang berdiam diri di rumah. Sedangkan kebangkitanNya terjadi pada awal orang mulai bekerja. Kuasa kegelapan makam tidak mampu menahan Yesus yang bangkit. Batu tutup kubur yang menjadi simbol kegelapan dan ketakutan digulingkan oleh Malaikat yang mewartakan kebangkitan. Malaikat berkata pada para perempuan itu, “Aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu, Ia tidak ada di sini!” Kalimat pendek “tidak ada disini” tidak hanya menunjuk pada tempat, tapi lebih dalam menunjukkan pada “kepemilikan”. Yesus tidak dimiliki lagi oleh kematian dan kuburan. Dia tidak menjadi anggota orang mati! Gambarkan seperti kita menjadi anggota dari kelompok tertentu seperti club olah raga atau organisasi. Kebangkitan Yesus membuat dia keluar dari jerat dan kuasa maut.
Kisah injil bercerita tentang Yesus yang menampaki para wanita, dan mereka mendekati, memeluk kakiNya serta menyembahNya (proskoneo). Matius memakai kata Yunani khas “menyembah” yaitu “proskonew” (proskoneo) yang memiliki arti: mereka menyembah Yesus yang berdaya ilahi, berwibawa dan dihormati. Dia tidak lagi Yesus yang hanya manusia biasa, tapi Tuhan yang berkuasa atas hidup dan mati. Oleh karenanya mereka memeluk kakinya sebagai tanda bahwa Dia adalah Allah yang berjaya atas kuasa maut.
Cerita penampakan ditutup dengan Yesus yang berkata, “Jangan takut! Pergilah ke Galilea dan disana mereka akan melihat Aku!” Paskah yang kita rayakan hari ini memberi kita pemahaman bahwa lewat Yesus yang menderita dan bangkit, semua orang yang percaya diberi harapan akan hidup baru. Kata “Jangan takut” menunjuk pada suasana hati para murid dan perempuan-perempuan yang ketakutan akan nasib hidup mereka akan mati sama seperti Yesus. Mereka juga takut karena tidak berharap akan bertemu Yesus yang bangkit.
Yesus mengundang mereka kembali ke Galilea, tempat asal mereka menerima panggilan kemuridan. Di sana mereka akan memulai lagi merefleksi ulang arti panggilan menjadi pengikut Yesus dari kaca mata kebangkitan. Hidup mereka berubah karena peristiwa kebangkitan, dan perubahan itu diawali dengan memaknai ulang kehidupan di Galilea, awal tempat mereka bertemu sang Guru. Kembali ke Galilea itu sama seperti ketika kita mematikan cellphone dan mengupdate program lama menjadi baru. Updating program membuat cellphone bekerja dengan program baru, walau perangkat kerasnya sama. Kisah kembali ke Galilea itu mengajak semua orang, termasuk kita, memprogram ulang arti menjadi orang Kristen dalam kaca mata misteri Paskah.
Karena Kristus yang bangkit, iman kita tidak sia-sia. Kematian bukanlah akhir dari segalanya karena harapan dan iman lebih berjaya dari kuasa dosa dan kegelapan. Selamat Paskah!