Jumat 3 Agustus 2018 Hari Biasa Pekan XVII
Keselamatan terletak pada iman kita
Bacaan Injil Mat 13:54-58
Adalah sikap tidak terpuji apabila kita menerima atau menilai seseorang berdasarkan tampilan fisik, status, latar belakang keluarga, pendidikan atau dari mana asalnya. Salah satu contoh yang sering terjadi adalah perbedaan penerimaan orang yang berdasi dan orang yang berkaos oblong. Cendrung orang lebih menghormati orang yang berdasi ketimbang yang berkaos. Perbedaan penerimaan terhadap orang bule dan orang kita sendiri. Bule pasti menjadi prioritas ketimbang orang lokal. Masih begitu banyak contoh yang bisa ditambahkan sendiri.
Dalam bacaan hari ini, kita dapat melihat perlakuan penolakan Yesus dari orang-orannya sendiri. Alasan penolakan Yesus sebenarnya sangat sederhana yakni: karena orang tua Yesus adalah tukang kayu; karena saudara-saudarinya ada bersama mereka. “mereka kecewa dan menolak Yesus”
Ketika kita merenungkan injil ini, kita dapat saja memberi komentar yang negative kepada keluarga Yesus. Mengapa mereka tega melakukan hal itu kepada Yesus. Kalau kita mau terbuka terhadap diri kita, sebenarnya kita tidak jauh berbeda dengan orang Yahudi (terutama keluarga Yesus). Mengapa? Karena kita melakukan hal yang sama dengan terhadap Yesus ketika kita menolak atau menilai sesama berdasarkan kacamata kita sendiri.
Menolak sesama kita sesungguhnya kita sedang menolak Yesus sendiri. Yesus pernah bersabda “Barangsiapa menerima orang yang paling hina ini, dia menerima Aku” (bdk Mat 25:40). Kita perlu mawas diri agar kita tidak mudah terjebak dalam kekerdilan kita sendiri, mengukur orang lain berdasarkan ukuran kita sendiri. Sebaliknya mari kita terus menerus membuka diri kita untuk tetap menyadari bahwa dalam diri orang lain justru kita temukan banyak hal yang positip. Dalam diri Yesus keselamatan itu akan nyata. Hanya orang yang percaya akan Yesus dan melakukan kehendaknya, mujizat selalu ada.
Mari kita menyadari bahwa keselamatan masing-masing kita tidak tergantung pada hal-hal lahiriah, status dan kedudukan kita. Sebaliknya keselamatan justru terletak pada iman kita akan Yesus. Iman yang diwujudkan-nyatakan dalam perbuatan baik untuk Tuhan dan sesama. Iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:26)