Selasa Pekan Biasa XXI, 22 Oktober 2019

Bacaan: Roma 5: 12.15b.17-19.20b-21; Lukas 12: 35-38

Seringkali ketika kita akan menyambut kedatangan seseorang, apalagi tamu yang khusus atau anggota keluarga, maka kita akan mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Persiapan ini membutuhkan cukup waktu sesuai dengan waktu kedatangannya, sehingga semua siap. Namun yang dikatakan Yesus pada kesempatan ini berbeda sekali, karena yang akan datang ini belum jelas kapan waktunya. Sementara yang akan datang ini adalah tuan rumah sendiri, yang bisa datang kapan pun ketika dia selesai kegiatannya di luar rumah. Oleh sebab itu diperlukan persiapan yang lebih lama dan bahkan senantiasa harus siap. Kesiapan bukan hanya untuk menyambutnya, namun juga makanan yang harus siap saji.

Tuhan Yesus menyampaikan ilustrasi ini kepada para muridNya dan juga kepada kita semua agar kita semua selalu siap sedia. Kesiapan ini menyangkut waktu yang belum jelas dan persiapan diri kita sendiri. Dalam hal ini kita menempatkan diri sebagai seorang hamba yang menantikan sang tuan yang akan pulang, yang tentunya mengharapkan kehadiran hambanya. Sang Tuan itu adalah Tuhan sendiri, yang akan datang dan Ia bisa datang setiap saat tanpa kita ketahui. Oleh sebab itulah kita perlu selalu siap sedia menyambutNya ketika Tuhan datang. Ketidakjelasan kapan Tuhan akan datang inilah yang membuat kita harus lebih waspada dan tidak lengah dalam mempersiapkan diri. Tentu saja persiapan ini menyangkut diri kita sendiri, karena Tuhan datang untuk bertemu dengan kita, Tuhan ingin disambut oleh diri kita masing-masing.

Waktu persiapan itu adalah sekarang ini dan jangan pernah menunda lagi. Memang kita bisa berpikir mungkin masih lama, namun itu sebuah kemungkinan. Bukankah kita harus selalu siap seakan-akan Tuhan datang pada hari ini, malam ini, maka ketika Dia sungguh datang, kita sudah siap menyongsongNya. Kadang kita memang merasa jenuh dan bosan dalam menunggu, apalagi ada banyak hal lain yang menarik sehingga kita cenderung beralih perhatian ke sana. Oleh sebab itulah dalam masa persiapan ini, jangan sampai kita lengah dan mengalihkan fokus kita dari Tuhan. Sekarang ini arus dunia begitu deras sehingga kita juga terseret ke sana, lebih berfokus pada diri dan kesenangan pribadi. Semoga mulai sekarang kita kembali ke fokus utama kita, bersiap bagi kedatangan Tuhan.